Flyer Mukmatar PKB mulai beredar. (IST/NET)

SURABAYA | duta.co – Suasana panas yang disampaikan Ketua Umum DPP PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) Muhaimin Iskandar (Cak Imin), ternyata, bukan kaleng-kaleng. Diam-diam gerakan menggelar Muktamar PKB (akhir Agustus 2024) — yang diusung kader-kader tulen PKB – berjalan cepat.

Sebagaimana disampaikan Cak Imin, bahwa, ada pihak-pihak tertentu yang kepengin menjadi Ketua Umum DPP PKB. Padahal, katanya, mereka tidak berkeringat. Bahkan, dalam kampanye pemilu mendukung PDI-P.

“Karena ( di sini red) sudah berkeringat, In sya Allah Ketua Umum PKB semua yang hadir di sini. Kalau ada orang yang tidak berkeringat ngincar PKB, In sya Allah salah sasaran. Malah ada yang pingin jadi Ketua Umum PKB, pemilu kampanye dukung PDIP, saudara-saudara,” lanjut Cak Imin sambil terpingkal-pingkal diiringi applause hadiri sebagaimana terunggah duta.co.

Wartawan duta.co mencoba menghubungi deklarator PKB luar negeri (Malaysia) Mukhlas Syarkun. Penulis buku ‘Ensiklopedi Abdurrahman Wahid’ (Gus Dur) ini membenarkan gerakan menggelar Muktamar PKB pada Agustus 2024 mendatang. Menurutnya, posisi Ketua Umum PKB (Cak Imin) sekarang tidak mungkin dipertahankan. “Intinya mengganti Cak Imin, itu sebuah keharusan,” jelasnya.

Mungkinkah itu? Masih menurut Gus Mukhlas, panggilan akrabnya, simpatisan PKB tinggal menunggu saja, apa yang akan terjadi, sebentar lagi. Karena, menurut aktivis NU tersebut, salah satu yang akan dibahas dalam muktamar itu adalah ‘Pilkada Tanpa Mahar’. Sebuah isu paling aktual hari ini.

“Selain itu, tidak kalah penting adalah menjaga harmonisasi dengan PBNU. Kita tahu, selama ini, PKB dengan PBNU berbeda arah, kalau tidak disebut bermusuhan. Sampai detik ini, belum ada tanda-tanda rekonsiliasi dengan PBNU. Bahkan semakin menjadi-jadi pertengkaran mulut dengan Sekjen PBNU. Ini harus disudahi, dihindari,” tegasnya.

Dengan demikian, lanjutnya, maka, muktamar PKB yang akan membawa agenda harmonisasi nanti, akan mendapat dukungan mayoritas nahdhiyin, khususnya kiai-kiai yang memang tidak menghendaki adanya keretakan antara NU dan PKB.

“Hal ini menjadi sangat penting. Dan damai itu adalah karakteristik warga NU yang moderat, toleran. Mereka, tentu, lebih nyaman melihat PKB dan NU harmonis daripada melihat ribut-ribut melulu. Kita ngelus dada setiap hari,” urainya.

Masih menurut Gus Mukhlas, Cak Imin dituntut legowo, mau mengarahkan PKB sejalan dengan perjuangan NU. “Saya yakin tidak hanya warga NU, seluruh elemen masyarakat mengapresiasi upaya ini. Kalau Cak Imin tidak legowo, akan menghadapi tantangan berat, menjadi musuh bersama para sesepuh NU dan PKB yang menginginkan harmonisasi perjuangan,” tegasnya.

Terlebih, pungkasnya, pemerintah juga ingin menyaksikan harmonisasi terjadi. Bagaimana pun, riwayat PKB tidak bisa lepas dari tokoh-tokoh NU seperti Gus Dur. Pemerintah pasti mendukung Muktamar PKB dengan jargon harmonisasi PKB-NU.

“Pemerintah juga butuh elemen masyarakat yang bersatu. Maka, ketika ada usaha membangun kebersamaan, tentu akan didukung penuh. Ini juga menjadi bagian dari upaya keberlangsungan pembangunan,” jelasnya. (mky)