RESES. Ketua DPRD Kota Mojokerto Sunarto didampingi Ketua DPC PDIP Kota Mojokerto Santoso Bekti Wibowo dan sejumlah kader partai melaksanakan reses di jalan Nangka, Jumat (16/12/2023). (DUTA.CO/YUSUF W)

MOJOKERTO | duta.co – Ketua DPRD Kota Mojokerto Sunarto melaksanakan reses (serap aspirasi) di jalan Nangka, Jumat (16/12/2022). Pada reses yang ketiga atau terakhir tahun 2022 ini juga dihadiri Ketua DPC PDIP Kota Mojokerto Santoso Bekti Wibowo dan sejumlah fungsionaris DPC PDIP Kota Mojokerto.

Pada kesempatan tersebut, Itok (sapaan akrab Sunarto) meminta agar peserta reses menjaga persatuan dengan mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara. “Pancasila ini sedang digoyang,” katanya.

Menurut dedengkot PDIP Kota Mojokerto ini, dengan adanya pandemi Covid-19, lanjutnya, banyak negara-negara yang kolaps. Dengan adanya pandemi, perekonomian mereka berantakan. Sedangkan Indonesia berhasil mengatasi pandemi dari dampak ekonomi yang mengerikan.

Untuk kelanjutannya, kalau Pancasila digoyang, sementara Indonesia terkaya. Sumber daya alamnya belum dieksplorasi semua. Sementara negara-negara di timur tengah cadangan minyaknya diperkirakan pada tahun 2027 nanti akan habis.

“Bisa dibayangkan kalau pemimpin kita lemah, negara-negara adidaya ini akan berbondong-bondong datang ke Indonesia. Dengan berbagai cara bisa menguasai kekayaan negara kita. Akibatnya kita akan sengsara seperti 50 tahun yang lalu,” katanya.

Senada juga disampaikan Ketua DPC PDIP Kota Mojokerto Santoso Bekti Wibowo. Ditandaskan, Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang digali oleh bapak bangsa, Bung Karno.

Pancasila harus dikenalkan secara terus-menerus karena saat-saat ini mendapat cobaan rongrongan daripada saudara-saudara kita yang berpaham khilafah.

“Bagaimanapun kita sebagai anak bangsa harus mempertahankan Pancasila sekuat tenaga, sehingga bangsa kita ini akan selalu dalam keadaan damai,” katanya.

Sementara itu, pada reses kali ini cukup banyak aspirasi yang sampaikan masyarakat. Diantaranya, Daliyono, warga Kedungsari, meminta agar di Puskesmas Kedundung ada Instalasi Gawat Darurat (IGD).

“Kalau ada kecelakaan harus dirujuk ke tempat lain karena karena Puskesmas Kedundung tidak memiliki IGD. Padahal letaknya berada di pinggir jalan raya,” ujarnya.

Sedangkan Joni, warga Wates, meminta mobil jenazah untuk lingkungannya. “Jarak ke makam cukup jauh. Kalau menggunakan kereta dorong, sudah tidak ideal. Sebab, melewati jalan raya yang semakin ramai,” katanya.

Sementara Tiyas, warga jalan Duku, menyampaikan jika di jalan Duku gelap, sehingga perlu ada penambahan lampu PJU. “Kare gelap, sering dijadikan tempat mesum,” keluhnya.

Menanggapi aspirasi warga tersebut, Itok berjanji akan mengupayakannya. “Kalau penerangan di jalan Duku sudah dipasang tapi ada yang melempari. Yah, nanti bersama ketua RW kita carikan solusi supaya tidak dijadikan tempat mesum,” katanya. (ywd)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry