Sugi Nur dan Refly Harun saat berbincang di Chanel YouTube Refly Harun. (Screenshoot)

SURABAYA | duta.co – Beredar video pendek komentar ‘pedas’ nahdliyin terkait wawancara Sugi Nur Rahardja atau akrab disapa Gus Nur di Chanel YouTube Refly Harun. Video berdurasi 2 menit 42 detik, telah beredar Selasa (20/10) di medsos nahdliyin. Terkesan video ini dibuat orang dekat Refly Harun sendiri, menyebut daerah Kediri.

“Halo, halo! Bang Refly, ingat nggak suara saya! Saya ini termasuk, dulu, itu ngaguni sampean (mengagumi Anda red.). Karena keilmuan sampean kalau mengulas masalah hukum, luaaaarrrr biasa. Tapi kenapa, kenapa? Semenjak tidak menjadi komisaris, dan semenjak Andi jadi youtuber, terus gumbul (berteman) karo arek iki (anak ini). Ngaji gak penthos (mengaji gak bisa),” jelas lelaki itu sambil menampilkan screenshoot gambar Gus Nur.

Gambar Gus Nur semakin dicloseup. “Ngaji huruf hijaiyah saja gak enthos (tidak bisa). Tidak hafal orang ini. Kalau disuruh meso (kata-kata kotor) pintar anak ini. Lho, kenapa kok dijadikan narasumber di channel-mu, itu lho Bang Refly? Iki sing bodo sopo toh (ini yang bodoh siapa sih?) Riko (kamu red.) opo arek iki (apa anak ini red.) Kok iso NU diilok-ilokno iku lho (Kok bisa NU dihinakan), berpenumpang PKI, liberal. Gak eroh tah sejarae arek iki (apa tidak tahu asal usul anak ini red.),” tanyanya.

Lelaki itu kemudian menjelaskan dengan bahasa Jawa, bahwa, Gur Nur itu adalah penjual obat. Dengan modal gamis, modal sorban, modal Alquran untuk mubahalah-mubahalan. Ya ini potongane (orangnya).

Arek iki wis divonis bersalah 18 bulan karena hina NU. Kok sik gak tobat-tobat, kok malah jadi narasumber ambek cengingisan. Oalah Bang Refly, Bang Refly, tobato, ojo salah pergaulan, dadi youtuber memang oleh duwik, tapi yo ojo ngunu. Lek atase butuh mangan, butuh urip, nango Kediri, tak jamin lek urusan mangan, tuku celono, tuku sarung insyaAllah iso aku. Ojo gembul arek iki,.”

(Anak ini sudah divonis 18 bulan karena menghina NU. Kok tidak berubah, kok bisa jadi narasumber sambil tertawa. Bang Refly, Bang Refly, taubatlah! Jangan salah teman. Jadi youtuber memang dapat uang, tapi yang jangan seperti itu. Kalau sekedar butuh makan, butuh hidup, datang ke Kediri. Saya jamin, kalau hanya sekedar makan, beli celana, beli sarung, insyAllah saya bisa. Jangan berteman dengan anak ini.)

“Engkuk arek iki tak penjarakno, tak pidanakno, ben opo? Ben introspeksi, dadi wong benar. Dadi wong sing kullu Bani Adam khotto’un’, wa khoirul khottoina attawaabun. Opo artine? takoknu Sugi, gak kiro enthos, gak kiro iso. Mangkane masio divonis gak tobat-tobat, wis assalamualaiakum.”

(Nanti anak ini saya masukkan penjara, saya pidanakan. Untuk apa? Agar introspeksi, jadi orang benar. Jadi orang yang Kullu Bani Adam khotto’un’, wa khoirul khottoina attawaabun’. Apa artinya? Tanyakan kepada Sugi, pasti tidak tahu. Makanya meski divonis tidak sadar-sadar. Sudah assalamau’alaikum.)

Sementara, dari Jember, Gus Nur dipolisikan Aliansi Santri Jember dan beberapa anggota Barisan ansor serbaguna (Banser) setempat. “Kedatangan kami ke Polres Jember ini melaporkan saudara Sugik Nur atas komentarnya, YouTube pada saat acara Refly Harun,” kata Ketua Dewan Instruktur GP Ansor Jember Ayub Junaedi kepada wartawan, Senin (19/10).

Gus Nur dinilai telah merendahkan marwa NU. Laporan itu dilengkapi dengan barang bukti berupa video perbincangan Gus Nur dan Refly Harun di kanal YouTube ‘Refly Harun’ sendiri.

“Dengan mengatakan bahwa NU sopirnya mabuk, kondekturnya teler, dan kernetnya ugal-ugalan, dan isi busnya PKI, liberal, dan sekuler. Menurut kami ini telah mencemarkan nama Nahdlatul Ulama, dan juga (dianggap) menyebarkan ujaran kebencian,” jelas Ayub sebagaimana dikutip fin.co.id.

“Sehingga sebagai warga negara yang baik kami melaporkan (kasus) ini ke polisi, agar hal-hal seperti ini, tidak terjadi lagi,” tegasnya.

Ayub meminta warga NU agar tidak terpancing dengan komentar Gus Nur. Sehingga laporan tersebut bisa ditindak oleh Kepolisian.

“Kami berharap polisi bertindak tegas, dan juga masyarakat tetap tenang dan kondusif, terutama warga NU. Kami juga melakukan pelaporan ini, karena banyak warga NU yang bertanya (apa alasan ungkapan yang disampaikan Nur Sugik itu),” ulasnya.

Kasat Reskrim Polres Jember AKP Fran Dalanta Kembaren saat dikonfirmasi membenarkan tentang adanya laporan yang dilakukan Aliansi Santri Jember itu. “Benar laporan itu sudah kami terima, dan selanjutnya akan kami pelajari terlebih dahulu,” kata Fran.

Terkait posisi terlapor yang berada di luar Jember, Fran mengatakan, nantinya dimungkinkan untuk berkoordinasi dengan Polda. “Dimungkinkan nanti kami akan berkoordinasi dengan polda, akan tetapi akan kami pelajari terlebih dahulu seperti apa kasusnya. Untuk laporan juga ada (barang bukti) yang disertakan,” pungkas Fran. (mky,fin)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry