Gus A'am Wahib, cucu KH Wahab Chasbullah. (FT/MKY)

SURABAYA | duta.co – Pernyataan KH Reza Ahmad Zahid Lc MA, Wakil Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, tentang halaqah Komite Khitthah (KK) dzuriyah muassis (anak-cucu pendiri) NU, termasuk ‘lompatnya’ Kiai Ma’ruf Amin ke politik, dinilai bersimpangan dengan AD/ART NU.

“Saya kira Gus Reza (KH Reza Ahmad Zahid Lc MA, Wakil Ketua PWNU Jatim red.) belum baca AD/ART NU, sehingga tidak paham posisi Rais Aam. Di situ jelas dan tidak multi tafsir, bahwa, Rais Aam PBNU, tidak diperkenankan mencalonkan diri atau dicalonkan dalam jabatan politik. Itu jelas dan tegas,” demikian Gus A’am Wahib panggilan akrab H Agus Salochul A’am Wahib, cucu pendiri NU, KH Wahab Chasbullah kepada duta.co, Selasa (20/11/2018).

Pernyataan Gus A’am Wahid ini, menyusul berita ‘PWNU Jatim Tanggapi Sejumlah Pihak yang Mempermasalahkan Kiai Ma’ruf Amin Nyapres’ di laman news.id.dailyadvent.com yang belakangan beredar di media sosial.

Dalam berita tersebut, Gus Reza menanggapi ulama dan dzuriyah (anak-cucu) pendiri NU yang menggelar halaqah (pertemuan) kedua, di kediaman KH Hasib Wahab Chasbullah, Ponpes Chasbullah Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang, Rabu (14/11/2018).

Di laman news.id.dailyadvent.com menyebut pertemuan itu menyerukan agar PBNU menggelar Muktamar Luar Biasa (MLB) NU terkait pencalonan Kiai Ma’ruf Amin, sebagai Calon Presiden 2019 mendampingi Joko Widodo.

“Media ini salah. Tidak ada seruan MLB. MLB itu domain PCNU. Tetapi ada proses yang kita usulkan, misalnya, undang ulama dan pengasuh pesantren se-Indonesia untuk membahas posisi Rais Aam melalui Munas. Karena Rais Aam ini tidak berhalangan tetap, tetapi, melepaskan diri dari baiat organisasi,” tegasnya.

Sampai Kapan NU Dipermainkan Politisi?

Gus Reza sendiri, di media tersebut, menjelaskan bahwa keputusan Kiai Ma’ruf itu memang kontroversial. Menurut Gus Reza langkah Kiai Ma’ruf Amin mencalonkan diri sebagai wakil presiden 2019 memang kontroversial, namun hanya dari sisi sikap saja. “Dari sisi sikap artinya, saat beliau masih posisi Rais Aam, dan diminta mewakili Presiden Joko Widodo, ini jadi fenomena kontreversial yang dirasakan kalangan NU,” aku Gus Reza.

“Tidak bisa dipungkiri bahwasanya dari kultural NU, memang ada yang sepakat dengan langkah beliau dan ada yang tidak sepakat. Tidak bisa kita pungkiri,” tambahnya.

Gus Reza memberikan pengertian untuk pengurus atau orang yang berkhidmat di struktur NU, Kiai Ma’ruf Amin sudah mencalonkan diri, maka sudah lepas semua jabatannya Rais Aam. Tinggal bagaimana masyarakat menentukan pilihan mana yang membawa kemaslahatan bangsa, negara, dan NU.

“Dipilih saja diantara dua calon yang ada. Saya positif, halaqah itu diadakan untuk menyikapi langkah Kiai Maruf Amin yang kontroversial. Tapi dari sistem sudah sesuai dengan peraturan,” tambahnya.

“Beliau juga berhak mencalonkan diri dan beliau juga punya punya hak melepas jabatan sesuai prosedur sesuai yang dietapkan AD/ART,” katanya.

Pendapat Gus Reza ini, dinilai Gus A’am sudah menyimpang dari substansi AD/ART. “Tidak ada kontroversi. AD/ART itu jelas mengatakan Rais Aam tidak diperkenankan mencalonkan diri. Artinya tidak boleh. Jangankan hak untuk dicalonkan, saat dipilih sebagai Rais Aam saja (kalau punya jabatan politik) harus ditangalkan,” tegasnya.

Masih menurut Gus A’am, klausul itu tertuang jelas di Bab XVI pasal 51 ayat 4. “Kemudian pasal 6, soal mengundurkan diri atau diberhentikan, itu karena melanggar pasal 4. Karena itu, lepasnya Rais Aam untuk politik, ini adalah musibah. Ironisnya begitu mundur diangkat kembali menjadi Mustasyar. Di sinilah PBNU disarankan mengundang seluruh ulama, menggelar Munas, dengan begitu marwah organisasi terjaga,” tegasnya.

Ditanya soal kekhawatiran Gus Reza, bahwa halaqah-halaqah dzurriyah NU itu mendiskreditkan Kiai Ma’ruf mempunyai tujuan politis, sehingga mengambinghitamkan NU, Gus A’am justru balik bertanya.

“Lha jelas-jelas politik itu Kiai Ma’ruf, kok halaqah yang disoal. Yang mengambinghitamkan NU itu pengurus yang melanggar AD/ART. Ironisnya, tidak ada yang mau mengoreksi kesalahan ini. Dzurriyah muassis itu, prihatin, sampai kapan NU dipermainkan politisi?” katanya serius. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry