PENDINGIN : Cahyo Edi Wicaksano dan Ariq Alif Umam, mahasiswa Teknik Elektro Semester V ITN Malang berhasil mengembangkan tempat pendingin yang bisa dibawa nelayan saat melaut. (duta.do/dedik ahmad)

MALANG | duta.co – Mahasiswa Intitut Teknologi Nasional (ITN) Malang sukses torehkan prestasi dengan menjuarai lomba karya tulis ilmiah, Energy Competition (EC) 2019 tingkat nasional. Berangkat dari keprihatinan terhadap para nelayan yang kurang maksimal dalam membawa ikan segar. Lantaran tempat pendingin yang terbatas, maka dibuatlah Freezer Portable bertenaga air dan surya.

Adalah Cahyo Edi Wicaksano dan Ariq Alif Umam, mahasiswa Teknik Elektro Semester V ITN Malang yang berhasil mengembangkan tempat pendingin yang bisa dibawa para nelayan saat melaut. Uniknya tempat pendingin ini  digerakan menggunakan tenaga air dan sinar matahari.

Dari hal istimewa inilah kedua mahasiswa ini memenangi karya ilmiah bertajuk kompetisi energi. Mengungguli Universitas Brawijaya yang dapat juara tiga, dan tuan rumah menempati urutan ke dua.

“Kami nggak nyangka dapat juara satu, karena saingan kami berat-berat. Hampir 30 perguruan tinggi yang ikut, 9 yang lolos ke semi final,” ungkap Cahyo Edi Wicaksano, saat ditemui awak media Selasa (22/10) di ruang Humas ITN.

Penyelenggara kompetisi ini sendiri ialah Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” (UPNV) Jatim Chemication.

Dijelaskan pula oleh Cahyo Edi Wicaksano, bahwa rancang bangun pendingin ikan ini menggunakan panel tenaga surya. Biasanya  nelayan menggunakan pendingin konvensional. Yakni menggunakan genset yang dirasa kurang ramah lingkungan, dan boros di bahan bakar. Ada pula nelayan yang menggunakan stereo foam yang tak bisa bertahan lama.

“Jika menggunakan alat yang kami ciptakan ini Zero Emetion, tanpa adanya polusi sama sekali. Malah kami menggunakan sumber daya alam yang besar yakni tenaga surya dan air laut,” jelas mahasiswa semester 5 ini.

Hibryd cooler portable yang mereka namai Hycpo. Secara singkat cara kerjanya menyerap sinar matahari menggunakan panel surya, yang kemudian tenaga tersebut disimpan dalam batere. Dalam alat ini juga terdapat Relai yang mengatur daya yang dirancang otomatis berkisar di suhu ruang pendingin antara 5 sampai 10 derajat Celcius. Daya tampung alat ini bisa mencapai  liter liter.

“Kedepan akan kami kembangkan daya tampung yang lebih besar. Dan kami juga sudah ancang-ancang membuat alat serupa tapi dari tenaga kinetik. Yakni saat kapal diam, terombang ambing ombak, justru saat itu untuk mengisi daya batere,” pungkasnya. (dah)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry