Basic Life Support Diberikan dalam Tiga Langkah Utama

Sulistyorini, SKep.Ns, MTr. Kep – Dosen Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK)

PADA kasus HJM, basic life support diberikan dalam tiga langkah utama, yaitu C-A-B. Circulation dilakukan dengan kompresi dada agar sirkulasi darah tercukupi ke seluruh tubuh.

Airway untuk memastikan jalan nafas bebas dari benda yang menyumbat. Breathing adalah pemberian bantuan nafas agar ketersediaan oksigen tercukupi.

Tiga langkah utama ini harus dilakukan secara berurutan dan tidak terlewati. Serangan jantung mendadak menjadi penyebab utama kematian diluar rumah sakit dan di rumah sakit. Penelitian di Eropa mengamati bahwa resusitasi jantung paru (RJP) dapat meningkatkan kelangsungan hidup di rumah sakit.

Resusitasi merupakan usaha untuk mengembalikan fungsi sistem pernapasan, peredaran darah dan saraf ke fungsi yang optimal sehingga kemudian muncul istilah resusitasi jantung paru (RJP). RJP dibagi dalam 3 tahap, yaitu (1) bantuan hidup dasar (BHD); (2) bantuan hidup lanjut; (3) bantuan hidup jangka panjang.

BHD ialah untuk melakukan oksigenasi darurat dan terdiri dari langkah-langkah (A) airway control = penguasaan jalan napas; (B) breathing support = bantuan pernapasan yaitu ventilasi buatan dan oksigenasi pada paru secara darurat; (C) Circulation support = bantuan sirkulasi yaitu menentukan tidak adanya denyut nadi dan mengadakan sirkulasi buatan dengan kompresi jantung, mengatasi perdarahan dan meletakkan korban pada posisi untuk syok.

Info Lebih Lanjut Buka Website Resmi Unusa

Pada artikel ini dijelaskan lebih jauh tentang cara melakukan BLS pada orang awam. Pengertian BLS : menurut American Health Association (AHA 2010) Basic Life Support (BLS) merupakan tindakan pertolongan pertama yang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa seseorang yang mengalami kondisi gawat, termasuk yang mengalami serangan jantung/henti jantung dan henti nafas.

Seseorang yang mengalami henti nafas atau henti jantung belum tentu ia mengalami kematian, mereka masih dapat ditolong. Sedangkan untuk pelatihan yang lain tidak berhubungan langsung dengan pasien maupun dengan nyawa pasien. Tujuan Basic Life Support (BLS) adalah menyelamatkan kehidupan, mencegah keadaan menjadi lebih buruk dan mempercepat kesembuhan.

Indikasi Basic Life Support (BLS) antara lain, yaitu : a. Henti Nafas Penyebab : tenggelam, stroke, ocstruksi jalan nafas oleh benda asing, menghirup asap, keracunan obat, tersengat listrik, trauma, MCI (Miocard Cardiac Infark) dan lain-lain. Tanda-tanda : tidak ada aliran udara pernafasan dan pergerakan dada pasien. b. Henti Jantung (Cardiac Arrest) .Pada saat henti jantung, maka sirkulasi dengan cepat menyebabkan otak dan organ vital lainnya kekurangan oksigen.

Konsep Basic Life Support

a. Proteksi Diri Pastikan keselamatan anda dan korban apabila anda menemukan penderita, hal yang paling utama sebelum melakukan bantuan adalah proteksi diri, mengingat saat ini begitu banyak penyakit menular yang telah berkembang di masyarakat.

b. Periksa Kesadaran Korban Periksa dan tentukan dengan cepat bagaimana respon korban. Memeriksa keadaan pasien tanpa teknik Look Listen and Feel. Penolong harus menepuk korban dengan hati-hati pada bahunya dan berteriak pada korban.

c. Panggil Bantuan Bila anda berada di luar rumah sakit maka harus segera mengaktifkan sistem 20 gawat darurat/ Emergency Medical System (EMS)

d. Memperbaiki Posisi Korban
Misalnya posisi korban : a) Supin, permukaan datar dan lurus b) Memperbaiki posisi korban dengan cara log rool / in line bila dicurigai cedera spinal c) Jika pasien tidak bisa telentang, misalnya operasi tulang belakang lakukan RJP (Resusitasi Jantung Paru) dengan posisi tengkurap.

Posisi penolong harus diatur senyaman mungkin dan memudahkan untuk melakukan pertolongan yakni disamping atau diatas kepala korban.

e. Sirkulasi

Kaji Nadi Bantuan sirkulasi segera dilakukan bila korban mengalami henti jantung. Langkah ini dilakukan segera, untuk mengetahui ada tidaknya denyut nadi, lakukan perabaan arteri carotis untuk orang dewasa dan anak serta arteri brachialis atau femoralis untuk bayi, tindakan ini maksimal 10 detik, jika dalam 10 detik tidak ditemukan denyut nadi penyelamat harus melakukan kompresi dada.

Kompresi Dada Indikasi pada korban yang mengalami henti jantung, lakukan dengan teknik yang benar. Awali dengan mencari titik kompresi yakni pada tulang sternum, diantara dua papila mammae pada anak-anak dan laki-laki atau dua jari diatas os xifiodeus pada perempuan.

Letakkan salah satu telapak tangan yang lain diatas punggung tangan yang pertama, sehingga tangan dalam keadaan pararel. Jari-jari tangan saling mengunci. Untuk mendapatkan posisi yang efektif, beban tekanan dari bahu, posisi lengan tegak lurus, posisi siku tidak boleh menekuk, posisi lengan tegak lurus dengan badan korban.

Teknik ini menghasilkan aliran darah dan oksigen dapat terkirim ke miokardium dan otak. Untuk memberikan kompresi dada yang efektif harus dilakukan dengan mendorong keras dan cepat.

Melakukan Penekanan Dada Untuk dewasa minimal 100 kompresi per menit dengan kedalaman kompresi minimal 2 inci/ 5 cm. Rasio kompresi dan ventilasi adalah 30 kompresi : 2 ventilasi. Untuk bayi harus 2 jari di atas sternum dan menekankan dengan kedalaman 13 2 inci/ 4 cm, dengan rasio kompresi dan ventilasi 30 : 2 untuk 1 orang penolong dan 15 : 2 untuk 2 orang penolong. *