HOMESTAY :Pelatihan manajemen penggelolaan homestay digelar Disbudparpora Kota Kediri (Nanang .P Basuki/duta.co)

KEDIRI|duta.co – Peluang usaha bagi warga di Kota Kediri seiring makin meningkatnya jumlah warga luar kota yang berkunjung baik untuk satu kegiatan ataupun ke tempat wisata. Maka, Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Kebudayaan Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga (Disbudparpora) menggelar Pelatihan Manajemen Homestay. Berlangsung selama tiga hari, diawali Selasa kemarin bertempat di Hall Hotel Merdeka, Jl. Basuki Rahmat Kota Kediri.

Sejumlah narasumber dihadirkan kepada para pelaku UMKM, seniman, perwakilan kelurahan hingga tokoh kepemudaan demi suksesnya tujuan terbukanya lapangan kerja baru. “Diharapkan dengan munculnya home stay atau pondokan wisata, juga mampu membuka lapangan kerja baru bagi warga di Kota Kediri,” ucap Nur Muhyar, Kepala Disbudparpora usai membuka pelatihan pada Rabu (25/11). Selain Nur Muhyar sebagai narasumber, juga menghadirkan Harianto dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, membawakan materi terkait manajemen dan ekonomi kreatif.

Kemudian dari DPMPTSP terkait proses perijinan usaha pariwisata, lalu marketing usaha wisata dengan fotografi dibawakan fotografer senior, dr. Zaenal. Dasar Hukum Pengembangan Industri Pariwisata  dan Tinjauan Aspek Hukum Usaha Homestay disampaikan tim Kejaksaan Negeri Kota Kediri. Sekedar diketahui homestay adalah rumah tinggal yang sebagian kamarnya disewakan kepada tamu dalam jangka waktu tertentu untuk memperlajari budaya setempat atau suatu rutinitas tertentu.

Bangunan homestay biasanya berada dekat dengan kawasan wisata yang berfungsi untuk disewakan kepada wisatawan. Dimana bisa secara langsung para wisatawan dapat melihat kehidupan masyarakat sehari – hari, melihat pemandangan, bahkan menjalani kehidupan seperti penduduk lokal. Keberadaannya harus memiliki karakter, didukung lokasi bangunan dan fasilitas diberikan.

Bahwa warga setempat bertindak sebagai tuan rumah sekaligus penyedia jasa. “Diharapkan setelah berdirinya homestay justru mendapat penolakan dari tetangga. Atau masyarakat di sekitarnya tidak mampu memanfaatkan seperti menjajakan souvenir atau makanan lokal lainnya. Bahwa selama ini Kota Kediri dikenal sebagai Kota Tahu Kuning, namun bila bisa dijadikan olahan lain, justru menunjukkan kreatifitas dan inovasi,” jelas Harianto dihadapan peserta.

Diharapkan dengan pelatihan ini, mampu mendukung program pemerintah kota telah melakukan inovasi dengan melibatkan seluruh elemen warganya. “Mulai dari pertunjukkan seni, kuliner, tempat wisata, pusat oleh – oleh dan hal lainnya bisa berkembang. Semua ini bagian dari kebersamaan mempromosikan Kota Kediri,” terang Nur Muhyar. (nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry