RCKT : Tim Reaksi Cepat Kerja Tuntas saat mengunjungi kontrakan Hendra (Nanang Priyo/duta.co)

KEDIRI|duta.co – Ketika pemerintah pusat gencar melakukan sosialisasi stunting, justru nasib mengenaskan dialami Hendra (25) tinggal bersama adik kandungnya Erwin (22) dan Edi Sugianto (65) bapak kandungnya.

Dia bersama adiknya mengalami sakit yang sama, kemudian bapaknya telah tiga tahun ini sakit stroke, kemudian bertiga tinggal di rumah kontrakan Jl. Kahuripan Gang Masjid RT. 01 RW. 01 Desa Gogorante Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri.

Sebagai bentuk kepedulian, tim Reaksi Cepat Kerja Tuntas (RCKT) berinisiatif berkoordinasi dengan pihak terkait serta mengetuk hati para relawan, untuk memberikan bantuan kepada mereka.

“Ini sebagai bentuk konkrit keberadaan tim RCKT, terdiri sejumlah anggota memiliki sejumlah profesi,” jelas Nur Khamid, penggagas berdirinya komunitas RCKT usai menjenguk, Rabu (25/9) malam.

Beragam kisah perjuangan bertahan hidup dituturkan Hendra, mulai dari berjualan air galon hingga terpaksa menjadi pengemis. Beberapakali harus berhadapan dengan Satpol PP hingga menahan panas dan kehujanan, belum lagi menahan dinginnya malam.

Tulang Punggung Keluarga

RCKT : Tim Reaksi Cepat Kerja Tuntas melihat kondisi Edi Sugianto di rumah kontrakannya (Nanang Priyo/duta.co)

“Saya pernah dibawa Satpol PP tiga bulan lalu, kemudian diancam akan dikurung bila masih mengemis. Saya keliling jualan air, tapi hasilnya tidak cukup untuk biaya hidup,” ungkapnya. Sejak lahir dalam keadaan stunting, pun juga dialami adiknya, Hendra pun harus menanggung bapaknya kini dalam keadaan sakit.

“Dulunya bapak, kerja sebagai kondektur bis Sumber Kencono, sudah tiga tahun ini tidak bekerja karena sakit darah tinggi sudah tiga tahun ini,” terangnya. Lalu dimana ibu kandungnya diketahui bernama Lina Cristanty? Hendra mengaku dari keterangan didapat, jika ibunya berada di Tulungagung.

“Kami dulu tinggal kontrak di Sidoarjo, terus bapak sakit akhirnya kami pindah ke Kediri. Namun sebelum ke sini, ibu pergi. Saya tidak tahu harus mencari kemana,” ujarnya, sambil terlihat jelas linangan air mata di kedua kelopaknya, sambil mengucapkan terima kasih atas kehadiran tim RCKT.

“Kehadiran kami sebagai saudara, kami datang dengan sepenuh hati. Kami tidak punya tujuan apapun, namun sebagai misi kemanusiaan dan berusaha memberikan solusi,” terang Nur Khamid, akrab disapa Kadensus, tidak lain Kabid Trantibum Satpol PP Kota Kediri.

Dia pun mengaku tidak menyangka, saat mendapat aduan masyarakat, setelah ditindaklanjuti ternyata Hendra menjadi tulang punggung keluarga. “Seperti ini dilema Satpol PP, di satu sisi kami sebagai penegak perda, namun di sisi lain, kami juga memiliki hati nurani,” ungkapnya. (bub/nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry