AWARD PWI JATIM: SBY menerima Prapanca Agung dari PWI Jatim di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (29/3/2017).

SURABAYA | duta.co – Presiden keenam Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta pers dan media massa supaya tak terlalu partisan atau berpihak. Tujuannya, supaya pers dan media bisa menjadi salah satu pilar demokrasi, penegak kebenaran dan keadilan, serta mengekspresikan suara rakyat dan mengontrol kekuasaan serta mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Agar kualitas demokrasi semakin baik, maka pemberitaan di media juga harus objektif dan faktual, bukan hoax dan bad news. Harus fair and balance serta tidak terlalu partisan,” kata SBY saat memberikan orasi kebangsaan usai menerima penghargaan Prapanca Agung dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim kategori tokoh demokrasi dan kebebasan pers di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu siang (29/3/2017).

Berpidato pada Puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2017 dan Ultah ke-71 PWI Jatim tersebut, pria kelahiran Pacitan, Jatim, ini, mengatakan perjalanan demokrasi di Indonesia cukup panjang dan kaya akan pengalaman. Seperti pernah menerapkan demokrasi parlemen, demokrasi terpimpin, demokrasi Pancasila, dan sejak era reformasi 1998 kita menganut demokrasi multipartai sekaligus demokrasi yang representatif dan konstitusional.

Lantas demokrasi mana yang paling baik untuk Indonesia? Menurut SBY, demokrasi yang rakyatnya  sungguh berbakat, suaranya didengar dan tidak takut agitasi dan rakyat ikut berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Demokrasi itu bukan tujuan akhir, tapi bagaimana dengan demokrasi bisa membuat Indonesia makin maju, makin adil dan sejahtera,” ungkapnya.

Diakui SBY, pers dan media tak bisa lepas dari partisan. Bahkan di negara Amerika Serikat yang demokrasinya dianggap paling tua sendiri pernah mengalami sangat partisan. Namun dalam perjalanannya akhirnya bisa menuju pers yang nonpartisan.

Pers dan media di Indonesia juga mengalami ujian dan tantangan yang berat jika belum bisa menjawab tiga pertanyaan.Yaitu pertama, ada tidak televisi, radio, koran, majalah, media online, dan sosial media yang  diorganisasi. “Yang sangat terlihat dan menjadi corong pihak-pihak tertentu,” ungkap Ketum DPP Partai Demokrat ini.

Kedua, ada tidak pengaruh pemilik modal terhadap pemberitaan media. Dan ketiga, ada tidak pengaruh kekuasaan, baik kekuasaan politik atau bisnis (uang) yang membikin media jauh dari sikap independen. “Kalau tak ada, ya syukur. Tapi kalau ya, maka kita semua punya pekerjaan rumah yang besar untuk kembalikan marwah dunia pers sebagai pilar demokrasi,” katanya.

“Saya yakin solusi pasti tersedia. Yang diperlukan sekarang adalah kesadaran bersama untuk melakukan segala kebaikan bagi bangsa dan anak cucu kita ke depan,” tambah Susilo Bambang Yudhoyono.

Sementara itu, Gubernur Jatim Soekarwo yang mendapat penghargaan Special Award saat memberikan sambutan hanya bisa sesengukan karena merasa terharu bisa kumpul dengan tokoh-tokoh pers bersama SBY. “Saya tak bisa berkata-kata karena terharu, terima kasih,” jawabnya singkat. ud

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry