(ki-ka) Akhmad Nurfauzi dan Suyono, owner Putra Jaya SYN (PJS memegang afalan tembakau di Dusun Mojo, Sumberejo Pandaan. (imam/duta.co)

SURABAYA | duta.co –  Wilayah Jawa Timur (Jatim) dikenal sebagai salah satu penghasil tembakau utama di Indonesia. Juga cukup banyak pabrikan rokok skala besar menengah dan kecil yang tersebar di sejumlah wilayah di Jatim.

Catatan BPS ditahun 2022 produksi tembakau di Jatim adalah terbesar di Indonesia, mencapai 100.600 ton. Produksi tembakau di Jatim setara dengan 44,57 % dari total produksi tembakau  nasional yang sebanyak 225.700 ton.

Jawa Timur hingga saat ini tercatat sebagai provinsi penghasil terbesar Industri Hasil Tembakau (IHT) di Indonesia. Potensi Jawa Timur sebagai provinsi pengembang sector Kawasan Industri Hasil Tembakau sangat terbuka lebar.

Prestasi produksi tembakau di Jawa Timur  juga diimbangi dengan tren merokok masyarakat saat ini.  Selain rokok elektrik, anak-anak muda kini mulai gandrung menikmati rokok gaya jadul dengan tembakau tingwe (linting dewe), fenomena ini bergeliat semenjak 2022 lalu. Di tahun 2022 cukai rokok naik hingga 20% di tahun 2022. Sementara gerai penjual tembakau tingwe, semakin banyak bermunculan di kota-kota besar seperti Surabaya.

Bermula dari pengalaman menjadi karyawan di salah satu perusahaan rokok ternama di Jatim dan  melihat tingginya nilai hasil tembakau serta permintaan tembakau non pabrikan alias tingwe, Akhmad Nurfauzi, owner Putra Jaya SYN (PJS) menangkap potensi tersebut dengan memberanikan diri menciptakan industri baru dari hasil olahan tembakau (afalan tembakau).

“PJS dalam hal ini tidak memproduksi afalan tembakau atau tembakau yang sudah dirajang. PJS membeli tembakau sisa yang sudah dirajang dan tidak layak digunakan untuk pabrikan rokok, mengolahnya dan kembali mendistrbusikannya sebagai bahan baku tembakau yang bisa dimanfaatkan,” jelas Nurfauzi disela media gathering sekaligus mengenalkan usahanya kepada media di Dusun Mojo, Desa Sumberejo Pandaan Pasuruan, Minggu 16 Juli 2023.

Nurfauzi menambahkan untuk mengembangkan bisnis ini PJS memulainya di bulan Maret tahun 2023 di Pandaan Pasuruan dengan melibatkan masyarakat sekitar, khsususnya kaum muda. Kini PJS sudah memiliki 8 karyawan untuk memproses sisa bahan baku tembakau per minggunya rata-rata satu ton menjadi olahan yang siap digunakan kembali.

“PJS menganut prinsip zero waste, semua bahan yang masuk menjadi nilai guna semuanya. Harapanya usaha ini makin besar sehingga makin banyak masyarakat yang terlibat menjadi tenaga kerja mengurangi pengangguran,” kata Nurfauzi.

Nurfauzi mengaku tidak kesulitan mencari sisa bahan baku tembakau yang disebut mata ayam karena ukurannya yang kecil sekecil ayam. Bahkan sering menolak pasokan sisa tembakau mata ayam karena kapasitas produksi yang tidak mencukupi.

“Meski sekecil mata ayam, sisa bahan baku tembakau rajangan ini tetap bernilai tinggi karena tetap bisa dimanfaatkan menjadi bahan baku produk turunan tembakau. Proses inilah yang dilakukan PJS selama ini sebagai penerima dan pemroses sisa bahan baku tembakau menjadi bernilai,” Ujar Nurfauzi.

Meski masih kategori sebagai industry kecil, selain memproduksi afalan tembakau  Putra Jaya SYN sudah lengkapi izin sebagai sebuah CV. Tidak hanya itu, PJS juga melakukan kegiatan peduli sosial untuk masyarakat sekitar diantaranya donasi sembako, perbaikan gizi dusu, donasi PHBI masyarakat sekitar, santunan yatim dan duafa, perbaikan fasilitas umum serta PHBN. Imm

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry