STAND UMKM. Ning Ita didampingi Camat Magersari Soegeng Rijadi Prajitno SH, Plt. Kabag Prokopimda Fibriyanti, Lurah Wates Amanullah Widi Prawiro Buwono SH mengunjungi stand UMKM. (DUTA.CO/YUSUF W)

MOJOKERTO | duta.co – Stunting merupakan salah satu tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) yang merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan. Kota Mojokerto sendiri memasang target bebas stunting pada tahun 2024.

Target bebas stunting ini disampaikan Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat membuka dan memberikan pengarahan pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kelurahan Wates, kecamatan Magersari yang dilaksanakan di Aula Kelurahan Wates, jalan Mayjen Sungkono No. 120, Selasa (31/1/2023).

Hadir juga dalam kegiatan pembukaan tersebut, antara lain Kepala Bapedalitbang Agung Moeljono, Camat Magersari Soegeng Rijadi Prajitno SH, Plt. Kabag Prokopimda Fibriyanti, Lurah Wates Amanullah Widi Prawiro Buwono SH.

“Insyaallah kota Mojokerto dua tahun kedepan atau tahun 2024 kita targetkan bebas stunting atau zero stunting,” ujar Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari di hadapan peserta Musrenbang yang terdiri dari ketua RT/RW, LPM, Karang Taruna, PKK, dan lainnya.

Menurut wali kota yang akrab disapa Ning Ita ini, stunting di kota Mojokerto saat ini hanya tinggal empat persen meski secara nasional ditetapkan maksimal 12 persen. “Kita sudah sangat baik hanya tinggal empat persen. Dan dua tahun ke depan kita optimis kota Mojokerto bebas stunting atau zero stunting,” tandasnya.

Upaya yang dilakukan untuk mencapai target zero stunting, antara lain melalui program Dashat yang merupakan akronim dari Dapur Sehat Atasi Stunting. Program ini sudah diluncurkan pada September tahun lalu.

“Dashat merupakan UMKM yang menyediakan makanan bagi bayi atau anak stunting. UMKM ini kita daftarkan di E-Katalog. Anggarannya dari pemerintah dan UMKM ini menyediakan makan bergizi dan higenis sesuai dengan petunjuk ahli gizi. Diberikan kepada anak stunting sebanyak tiga kali sehari,” jelasnya.

Lebih jauh, Ning Ita menjelaskan, untuk membangun SDM ke depan yang berkualitas dan cerdas menuju Indonesia generasi emas, dari bayi harus bebas stunting. “Kqlau ada bayi yang terkena stunting maka tumbuh kembangnya dipastikan tidak akan 100 persen maksimal,” katanya. (ywd)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry