KH Ma'ruf Amin (ist)

JAKARTA | duta.co – Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma’ruf Amin menjelaskan, agama dan politik mempunyai hubungan yang saling memengaruhi. Keduanya tidak dapat dipisahkan dan justru harus saling menguatkan.

“Agama dan politik itu kan saling memengaruhi, politik kebangsaan itu kan juga harus memperoleh pembenaran dari agama, kalau tidak bagaimana?” ujarnya saat menghadiri Refleksi Kebangsaan 71 Tahun Muslimat NU di Hotel Crowne Plaza, Jakarta Selatan, Senin (27/3/2017).

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan bahwa agama dan politik harus dipisahkan.

Kiai Ma’ruf pun menjelaskan maksud yang disampaikan Presiden Jokowi. Menurut dia, Jokowi mungkin bermaksud politik harus dipisahkan dengan paham-paham agama yang dapat menimbulkan masalah.

“Mungkin yang dimaksud Pak Presiden itu kalau paham-paham yang bertabrakan hingga menimbulkan masalah. Tapi kalau tidak ada pembenaran dari agama bagaimana? Jadi agama, Pancasila, dan negara itu saling menopang dan menguatkan,” ujarnya.

Kiai Ma’ruf yang juga ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) menuturkan, paham-paham yang dapat menimbulkan masalah salah satunya, yaitu paham radikalisme agama. Menurut Kiai Ma’ruf, hal itu dapat mengganti Pancasila jika tidak segera diatasi. Begitu juga dengan halnya radikalisme sekuler yang juga tidak membolehkan agama ikut campur.

“Padahal, agama dan politik itu mesti ada penguatan kalau tidak akan terjadi konflik yang berkepanjangan. Karena itu harus saling menguatkan tapi bukan dalam pengertian agama yang radikal kalau radikalisme agama itu menjadi sesuatu yang merusak,” kata Kiai Ma’ruf. hud

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry