Sejumlah orang melakukan pengeringan gabah secara tradisional sebelum dilakukan proses penyelepan/penggilingan padi (sad)

TUBAN | duta.co – Harga gabah Kering Sawah (KS) tembus hingga Rp7.500,- perkilogram. Kemarau panjang dan banyaknya petani yang sebelumnya menanam padi berganti menanam jagung, menjadi lasah faktor tingginya harga gabah KS di Kabupaten Tuban.

Salah seorang tengkulak gabah, asal Desa Pucangan, Kecamatan Tuban, Surawan, saat dikonfirmasi duta di lokasi penggilingan padi yang berada di Desa Lerankulon, Palang, menuturkan. Tingginya harga gabah KS tidak lepas dari musim kemarau panjang, dimana harga gabah kian mengalami peningkatan harga.

“Harga gabah Kering Sawah atau KS terus mengalami kenaikan sekarang harga KS mencapai Rp. 7.500,- perkilogramnya,” terangnya.

Surawan juga menjelaskan jika harga gabah KS pada 4-6 bulan lalu sebelumnya hanya mencapai Rp.6.200 perKg. Ia juga mengatakan tingginya harga gabah KS tidak lepas dari kemarau panjang, tidak sedikit petani yang sebelumnya lahan pertaniannya ditanamin padi beralih menanam jagung.

“Harga gabah yang cenderung naik ini dipicu karena berkurangnya lahan petani yang ditanami padi saat musim kemarau, banyak yang beralih menanam jagung, sehingga otomatis pasokan padi pada musim kemarau berkurang,” ucapnya.

Akibat kemarau panjang dan lahan padi beralih ditanam jagung, Surawan mengaku kesulitan untuk mendapatkan stok gabah di wilayah Tuban. Sehingga ia terpaksa mencari gabah dari Kabupaten lain seperti Lamongan dan Bojonegoro.

“Kalau musim kemarau seperti ini sulit mencari gabah, kadang harus cari diluar daerah, bahkan sampai Kabupaten Lamongan dan juga Bojonegoro. Selain kesulitan mencari gabah, kami juga harus punya modal lebih, kalau tidak punya modal lebih ya dapatnya gabah sedikit, biasanya dapat 6 ton hanya dapat 5 ton gabah” katanya.

Sementara itu, Sukinten, tengkulak asal Desa Lerankulon, Kecamatan Widang, Tuban menyampaikan, pada musim kemarau ia da tengkulak lainnya mengalami kesulitan mendapatkan gabah. Disamping itu tidak sedikit tengkulak dari kabupaten lain seperti Rembang bahkan jember dan banyuwangi juga tidak jarang mencari gabah di Tuban.

“Harganya gabah cenderung naik, karena selain lahannya padi dimusim kemarau berkurang, juga banyak tengkulak dari daerah lain yang masuk,” jelasnya.

Sukinten mengaku saat musim panen raya dirinya bisa membeli gabah dipetani hingga 30 ton, namun pada musim kemarau ini tengkulak cukup kesulitan untuk mendapatkan stok gabah dari petani.

“Kalau musim panen raya bisa sekitar 30 ton, tapi kalau kemarau seperti ini sulit, perhari dapat 5 ton sudah bersyukur,” pungkasnya. (sad)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry