MENGENASKAN: Jenazah korban kebakaran pabrik kembang api di Kosambi, Tangerang, Banten, Kamis (26/10). (antara)

TANGERANG | duta.co – Kebakaran pabrik kembang api di Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten, sejauh ini menewaskan 47 orang. Pihak keluarga korban menyatakan, pabrik itu memang selalu digembok, sehingga banyak korban berjatuhan.

Hal itu diungkap salah seorang keluarga korban bernama Tomy saat diwawancarai wartawan di RSIA Bun, Kosambi, Tangerang, Kamis (26/10). Anaknya bernama Leha (23) turut jadi korban dalam peristiwa itu.

“Leha cerita ke saya kalau di sana itu dikepung api. Banyak yang jatuh. Ada yang keinjak-injak. Masing-masing pada menyelamatkan diri. Mau keluar harus ke mana mereka bingung karena pabrik digembok,” ujar Toni.

“Jadi itu sistem karyawan di sana bekerja digembok. Baru setelah istirahat baru dibuka. Itu sistem dari perusahaan,” sambungnya menceritakan kembali kesaksian Leha.

Wartawan telah mencoba mengonfirmasi pernyataan keluarga korban ini ke polisi. Kapolres Tangerang Kombes Harry Kurniawan mengaku belum memastikan. “Belum memastikan. Belum sampai ke sana,” ujar Kombes Harry saat dihubungi.

Warga Jebol Tembok

Salah seorang saksi mata bernama Agus (50) sebelumnya menyatakan, warga sempat menjebol tembok untuk membantu para korban keluar. Namun belum diketahui apakah ada kaitannya warga menjebol tembok ini dengan isu gerbang yang selalu digembok.

Soal digemboknya gerbang pabrik dibenarkan petugas pemadam kebakaran.  “Jadi gerbang dikunci, tidak ada akses keluar,” kata petugas pemadam kebakaran Dardak Khadafi, Kamis (26/10).

Sebelumnya, puluhan korban tewas ditemukan dalam kebakaran gudang petasan di kompleks Pergudangan 99 Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang. Saat ditemukan, puluhan korban dalam kondisi bertumpuk.

“Korban tewas di dalam bertumpuk di beberapa titik,” kata petugas pemadam kebakaran Daddy. Menurutnya, korban tewas karena terjebak tidak bisa keluar lokasi. “Pintu dikunci tidak ada akses,” katanya.

 

Pabrik Selalu Tertutup

Sejumlah warga juga mengaku tidak mengetahui kegiatan pabrik kembang api PT Panca Buana Cahaya Sukses, Kosambi, Kabupaten Tangerang, yang terbakar tersebut.  Menurut seorang warga, M Kasim (56), pabrik tersebut selalu tertutup. Bahkan, dia baru mengetahui bahwa pabrik tersebut memproduksi kembang api usai kebakaran terjadi.

Pabrik yang telah beroperasi selama dua bulan itu, awalnya, menurut Kasim adalah pabrik pengolahan limbah besi. “Dua bulan lalu masih pabrik limbah besi. Pas dua bulan lalu itu ada plang mau dijual eh tahunya baru sekarang ternyata ini gudang kembang api,” ujarnya.

Kasim yang sehari-hari melintas di depan gudang tersebut tidak pernah melihat adanya orang-orang keluar masuk di sana. Dia bahkan mengira gedung tersebut masih kosong. Kasim mengatakan, gudang tersebut tidak mengantongi izin operasi secara lengkap.

“Lurah tidak membuat izin, tidak ada tanda tangan. Orang kecamatan tadi menjelaskan yang tanda tangan itu Sekdes (Sekretaris Desa),” tuturnya.

Kasim menceritakan, saat awal kejadian, terdengar ledakan sebanyak empat kali. Usai ledakan, api mulai berkobar di dalam pabrik. Meski api berkobar, kata Kasim, pintu gerbang gudang tidak terbuka.

“Pintu digembok pas kejadian, dibobol sama polisi karena lagi apel polisi. Polisi ada sekitar 200-an. Ada (korban) yang memanjat tembok ada juga yang keluar langsung ditarik dibantu masyarakat dan polisi,” ucapnya.

Proses evakuasi berlangsung hingga siang kemarin. Jenazah yang terbakar dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Ada sekitar 47 kantong jenazah yang dikumpulkan oleh polisi.

 

Cari Korban hingga Malam

Sementara itu, sejumlah warga masih mendatangi lokasi gudang kembang api yang ludes terbakar hingga tadi malam. Meski listrik padam, tak hanya warga yang datang menonton, sejumlah warga lainnya datang dengan kepanikan yang terlihat di raut wajah mereka.

Agus, warga Kampung Melayu, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, mengaku sedang mencari rekannya yang berasal dari Kota Tegal. “Saya cari teman saya, enggak tahu selamat atau luka, ini masih cari-cari informasi saja,” kata Agus di Kantor Desa Cengklong yang tak jauh dari gudang kembang api tersebut, tadi malam (26/10).

Diterangkan Agus, temannya yang bekerja di pabrik itu berjumlah lebih dari satu orang. “Berapa orangnya saya enggak hapal. Ini lagi coba saya cari dulu karena enggak hapal namanya,” katanya.

Dirikan Posko Orang Hilang

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono menerangkan, pihaknya mendirikan posko orang hilang bagi keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarganya. Dia meminta, keluarga korban langsung mendatangi posko tersebut. Sebab, kondisi korban tewas tak bisa dikenali lagi akibat terpanggang, sehingga hanya bisa dilakukan tes DNA.

“Dibuat di Polsek dan Polres juga, nanti kalau mau ke sana harus sekandung, bawa DNA atau geligi,” ujarnya.

 

Periksa Penanggung Jawab

Sementara itu, polisi memeriksa seorang pegawai pabrik kembang api PT Panca Buana Cahaya Sukses yang terbakar. Kapolres Tangerang Kota Kombes Harry Kurniawan mengatakan, pegawai yang diperiksa bernama Ester, penanggung jawab pabrik.

“Tadi kami di sini memeriksa yang di lapangan dulu, ada perwakilan yang saat ini sedang diperiksa di Polda Metro Jaya,” ujar Harry di Tangerang.

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pemilik pabrik kembang api tersebut dan mencocokan jumlah korban yang sedang diidentifikasi dengan jumlah karyawan yang terdaftar di pabrik tersebut. “Dia penanggung jawab, mengetahui hari ini yang bekerja berapa orang, apakah ada yang jadi korban, yang dibawa ke rumah sakit mana saja, dia yang mengetahui,” ucapnya.

Harry enggan menjelaskan lebih lanjut soal keberadaan Ester saat kejadian itu. Dia juga enggan menyebutkan secara gamblang berapa saksi yang kini diperiksa di Polda Metro Jaya.

Selanjutnya, Harry mengatakan, penyidikan akan dilakukan oleh pihak Polda Metro Jaya. Terkait dengan perizinan pabrik, pihaknya juga akan menyerahkannya ke Polda Metro Jaya dan Mabes Polri.

 

Gali Informasi Manajemen Pabrik

Sementara itu, Polda Metro Jaya memeriksa manajemen pabrik petasan yang meledak di Kosambi, Kota Tangerang. Polisi akan menggali operasional pabrik petasan dari pihak manajemen.

“Ya tentunya kami akan mendalami masalah operasional pabriknya, sejak kapan pabrik itu dibangun, bagaimana operasionalnya. Masalah berkaitan SOP tentu akan kita tanyakan,” ujar Kasubdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Dedy Murti.

Selain itu, polisi juga akan mendalami terkait jumlah pekerja di pabrik tersebut. Hal ini dilakukan untuk mencocokkan jumlah korban ledakan dengan jumlah pekerja. “Berapa pastinya jumlah karyawannya menjadi salah satu yang akan kami tanyakan,” imbuhnya.

Di samping itu, polisi juga akan mendalami standar keselamatan kerja di pabrik tersebut. Untuk pabrik bahan peledak yang termasuk salah satu bahan berbahaya, tentu harus memiliki standar keselamatan kerja. “Pasti, semuanya pasti kami dalami,” tandas Dedy. hud, dit, tri, mer

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry