JUARA: Pasangan ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo saat mememgang tropi juara All England 2017 dan satu-satunya bagi Indonesia (duta.co/dok)

SURABAYA| duta.co – Berkat juara  All England 2017, pasangan ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, menembus peringkat pertama dunia. Marcus/Kevin naik empat posisi melewati pasangan Chai Biao/Hong Wei (China, peringkat keempat), Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmark, 3), Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (Jepang, 2), dan Goh V Shem/Tan Wee Kiong (Malaysia, 1).

Marcus/Kevin resmi menempati posisi teratas dunia berdasarkan daftar peringkat yang dirilis Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), Kamis (16/3/2017). Pebulu tangkis Indonesia yang kali terakhir berada di peringkat pertama dunia adalah pasangan ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan pada 2014.

“Senang ya bisa berada di rangking satu dunia. Tetapi, ini tidak berpengaruh besar. Kalau kami mengikuti  banyak turnamen, rangking pasti mengikuti,” kata Kevin.

Saat ini kami sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti India Terbuka. Tahun lalu, kami juara di sana sehingga kami berharap bisa mempertahankan rangking satu dunia ini.

Senada juga diungkapkan oleh Marcus. “Tentu kami senang bisa jadi nomor satu dunia, tetapi kami jangan cepat puas karena ingin mempertahankan peringkat. Selanjutnya, masih banyak turnamen yang harus kami ikuti, semoga kami bisa konsisten,” ujar Marcus.

Pelatih kepala ganda putra nasional, Herry Iman Pierngadi mengapresiasi hasil yang ditorehkan anak asuhnya tersebut.

“Tentunya senang karena regenerasi di ganda putra berjalan sesuai yang diharapkan. Target utama Marcus/Kevin selanjutnya adalah Kejuaraan Dunia 2017,” kata Herry.

“Rangking itu mengikuti hasil pertandingan. Mereka harus berusaha agar tetap berada di peringkat empat besar dunia demi mendapat hasil undian bagus pada kejuaraan dunia,” ucap Herry.

Herry mengaku sangat bangga atas prestasi Marcus/Kevin, walaupun pada awal turnamen ia mengaku tak menyangka Marcus/Kevin akan merebut titel bergengsi tersebut.

“Kalau dari awal turnamen sih belum menyangka. Setelah masuk final, saya yakin mereka bisa jadi juara. Kuncinya justru saat mereka menang di semifinal melawan pasangan Denmark, Mads Pieler Kolding/Mads Conrad Petersen,” tutur Herry. (imm)

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry