GOLKAR : Suasana Musda DPD I Kota Kediri bertempat di Surabaya (istimewa/duta.co)

KEDIRI|duta.co – Ucapan keras Sekretaris DPD Partai Golkar Jawa Timur Sahat Tua Simanjuntak saat melantik Ketua DPD II Golkar Kota Kediri Djuwito .S.Pd untuk masa bakti periode 2020-2025, menjadikan buah bibir pasca digelarnya Musda bertempat di Surabaya. Dilansir dari salah satu media, Sahat berkata dalam kepengurusan nanti boleh saja ketua terpilih sekaligus formatur memasukan anak, istri, keponakan, misanan, menantu ataupun keluarga yang lain sepanjang bisa menambah kursi di DPRD.

Kemudian berbicara dengan nada tinggi, ketika menyebut nama Andayani Nur Hidayati sampai dua kali yang ternyata anggota DPRD Kota Kediri sudah pulang. “Sampaikan Bu Andayani, ini Musda belum selesai,”ucap Sahat dikabarkan dengan muka marah campur kecewa atas ulah kader semacam itu. Bahkan dia menyebut partai ini bukan tukang stempel. Jangan menggunakan partai ini untuk kepentingan pribadi. Semua kader harus tunduk dan patuh dengan Ketua, juga sebaliknya Ketua Djuwito juga harus baik.

Dari dua kejadian di atas yang cukup menarik perhatian peserta Musda ini, muncul kabar adanya skenario dibalik semua itu untuk memang menjegal kaderisasi di tubuh partai berlogo pohon beringin ini. Musda ini sendiri sempat tertunda kedua kalinya karena muncul gugat ke Mahkamah Partai. Kemudian seharusnya dimulai pukul 09.00wib, akhirnya diskors dan baru diputuskan setelah terlihat pertemuan tertutup dengan para pengurus propinsi.

Belum lagi fakta, adanya penurunan jumlah kursi hanya meraih dua wakilnya di DPRD Kota Kediri. Lalu muncul kasus dilaporkan Andayani Nur Hidayati, anggota DPRD Kota Kediri atas tudingan ijasah palsu di Polres Kediri Kota yang dikabarkan melibat para pengurus partai. Disusul pemecatan sejumlah kader yang menduduki jabatan sebagai Ketua Pimpinan Kecamatan (PK) dan Dewan Kehormatan (Wanhat) tentunya tidak lepas dari sepak terjang Djuwito.

“Jelas kami kecewa dan akan kami sampaikan ke Mahkamah Partai atas hasil Musda ini, setelah sebelumnya kami juga telah mengadukan atas pemecatan kepada kami,” terang Drs. Suyoso, menduduki jabatan terakhir sebagai Ketua PK Kota Kediri, kemudian dinon-aktifkan. Sayangnya hingga berita ini diturunkan ketua terpilih belum bisa dihubungi. Melalui Humas DPD Golkar Kediri, Muhajirin, Mpdi sosok wartawan akrab disapa Aji didapat keterangan dirinya tidak berhak memberikan keterangan. “Silahkan langsung konfirmasi kepada ketua,” terangnya, kemarin.

Sejumlah tokoh Golkar pun awalnya berniat menggelar aksi usai Musda tersebut, namun akhirnya memilih meninggalkan acara yang sebelumnya sempat tertunda dua kali. “Aturan mana dalam AD ART, bagi calon ketua harus membayar biaya pendaftaran sebesar 10 juta. Uangnya buat apa?,” ungkap Suyoso dibenarkan sejumlah kader Golkar.

Yang juga disayangkan, saat digelar Musda tersebut, dikabarkan Ketua DPD Golkar Jawa Timur, HM. Sarmuji berhalangan hadir. Padahal saat menghadiri acara pembagian bantuan bertempat di rumah Andayani, keterangan disampaikan cukup jelas dan tegas. “Kami butuh kader – kader muda yang duduk dalam kepengurusan Golkar, termasuk Pak Jono (Sudjono Teguh Wijaya) dan Ibu Andayani (Andayani Nur Hidayati ),” ucapnya. (nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry