JENGUK KORBAN: Menaker Hanif Dhakiri menengok korban kebakaran pabrik kembang api yang dirawat di RSUD Tangerang, Senin (30/10). (ist)

JAKARTA | duta.co – Hingga hari kelima setelah kejadian, polisi kembali menemukan satu jenazah dari dalam pabrik sekaligus gudang kembang api di Kosambi, Tangerang, yang meledak, Kamis (26/10) lalu. Jenazah didapat saat polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kedua, Senin (30/10).

Kapolres Metro Tangerang Kombes Harry Kurniawan menerangkan, olah TKP kedua ini untuk mensinkronisasikan data antara body bag yang telah dikirim, dengan potongan tubuh yang berhasil diidentifikasi.

“Awalnya adalah kita mencari sinkronisasi body bag yang kita kirim 47 di RS Polri. Namun dari hasil rilis kemarin yang dilakukan RS Polri sebanyak body bag yang utuh dan masih bisa dikenali sebanyak 44,” kata Harry.

Berdasarkan itu, lanjut Harry, pihaknya bersama DVI melakukan olah TKP lanjutan, dan berhasil mendapatkan jenazah utuh satu kantong. “Kita meminta DVI untuk olah TKP lanjutan di pabrik, sore hari ini kita mendapat jenazah utuh dari kepala sampai badan satu kantong,” katanya.

Bagian potongan tubuh yang didapati nantinya baru bisa dikenali melalui identifikasi yang dilakukan di RS polri. Selain potongan tubuh manusia, polisi juga mendapatkan berbagai barang seperti sertifikat, HP dan sejumlah alat bukti yang mampu memberi petunjuk baru bagi penyidik.

“Hasil olah TKP kita juga menemukan sertifikat, HP dan bukti-bukti lain yang akan dijadikan nanti petunjuk-petunjuk kami, baik yang dilakukan Dirkrimum Polda Metro Jaya maupun bukti petunjuk yang ada di RS Polri untuk menemukan identitas korban yang sampai saat ini masih belum diketahui identitasnya,” kata Harry.

Pihaknya juga belum dapat memastikan detail potongan tubuh manusia yang ditemukan itu. “Ini menambah satu lagi jenazah yang kita temukan, untuk jenis kelamin maupun lainnya nanti menyusul dari tim DVI, PMJ dan RS polri,” tegas Harry.

Harry menjelaskan, tidak bisa sembarangan menyisir lokasi pabrik yang sebagian bangunannya sudah hancur. Menurut dia, kehati-hatian harus dikedepankan agar anak buahnya tak menjadi korban ambrolnya sisa bangunan. “Bangunan ini 90 persen dalam keadaan terbakar hebat. Untuk masuk ke dalam pun harus penuh kehati-hatian. Jangan sampai ada kejadian lain saat olah TKP,” ujarnya.

 

Dua Korban Luka Meninggal

Sementara itu, Senin (30/10), dua korban luka kebakaran pabrik kembang api meninggal dunia. Yaitu Atin Puspita (32), yang sebelumnya menderita 80 persen luka bakar dan dirawat di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat. Satunya lagi Nurhayati (20) juga luka bakar 80 persen, meninggal dunia.

“Korban bernama Atin Puspita dan Nurhahati meninggal dunia hari ini (kemarin-red) setelah dirawat di ICU. Jadi korban luka yang meninggal total dua orang,” ujar Kombes Argo Yuwono, Kabid Humas Polda Metro Jaya, di Mapolda Metro Jaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Pabrik kembang api milik PT Panca Buana Cahaya Sukses meledak sekitar pukul 09.00 WIB, Kamis 27 Oktober 2017. Dengan adanya dua korban yang meninggal kemarin, tercatat insiden ini menewaskan 49 orang. Jumlah karyawan pabrik itu 103 orang. Sebanyak 46 orang luka-luka, 28 orang di antaranya dirawat di beberapa rumah sakit.

Dari 28 korban yang dirawat, 7 korban luka serius. Selanjutnya, 3 korban luka bakar 60-80 persen. Dua di antaranya Atin Puspita dan Nurhayati yang meninggal, Senin (30/10). Satunya lagi Siti Fatimah (15), luka bakar 60 persen, masih dirawat di Ruang ICU RSUD Cengkareng.  Adapun tiga pekerja lainnya dinyatakan selamat dan tak mengalami luka.

 

6 Jenazah Teridentifikasi

Sementara itu, Tim Disaster Victims Identification (DVI) Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, hari ini telah mengidentifikasi enam jasad korban kebakaran pabrik kembang api, di Kosambi, Tangerang, Banten.

“Hari ini (kemarin-red) berdasarkan sidang rekonsiliasi di RS Polri ada 6 jenazah yang berhasil kami identifikasi,” kata Komandan DVI RS Polri Komisaris Besar Pramujoko kepada wartawan di RS Polri Kramatjati, Senin (30/10).

Keenam jenazah yang terbakar itu teridentifikasi berdasarkan data rekam medis, struktur gigi, DNA, dan properti. Jenazah yang teridentifikasi kemarin, yaitu Halimah binti Syaroni (37), Epih binti Udin (14), Ponih (49), Putri (13), dan Robiah. Mereka berasal dari Tangerang, Banten. Sementara seorang korban berasal dari Tegal, Jawa Tengah, bernama Aryusli Hardiwan (16).

Hingga kini, tim DVI RS Polri Kramatjati telah mengidentifikasi 15 jasad korban kebakaran pabrik kembang api yang menewaskan 49 orang dan melukai 45 orang itu.

Keempat jasad yang sebelumnya teridentifikasi berasal dari Tangerang, Banten. Yaitu Aminah binti Ambeng, Maryanti binti Dai, Nilawati, dan Unia. Jasad lainnya diketahui bernama Asep Angga Gunawan asal Subang, Jawa Barat.

Tim DVI Polri masih berusaha mengidentifikasi 32 jenazah korban kebakaran pabrik kembang api menggunakan data antemortem seperti rekam medis, DNA, struktur gigi, dan properti yang diberikan oleh pihak keluarga.

 

Permudah Kirim Data

Pihak RS Polri berusaha mempermudah keluarga korban kebakaran gudang kembang api untuk menyerahkan data-data yang dibutuhkan kepolisian untuk mengidentifikasi jenazah. Guna memudahkan hal itu, polisi sengaja membuat grup WhatsApp agar keluarga mudah mengirimkan data-data yang dibutuhkan untuk memudahkan identifikasi korban oleh pihak kepolisian.

“Kami membuat grup WhatsApp keluarga supaya mereka bisa mengirimkan data-data tambahan di gurp WhatsApp itu. Sifatnya data tambahan saja, seperti foto-foto,” ujar Pramujoko.

Dia menambahkan, pihak keluarga tidak perlu mondar-mandir ke RS Polri untuk mengirim data tambahan ke polisi, baik terkait foto, cincin pernikahan, maupun data lain.

 

Pengakuan Tukang Las

Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya (PMJ) telah memeriksa 18 saksi terbakarnya pabrik kembang api di PT Panca Buana Cahaya Sukses. Salah satu saksi adalah Ernama Khusnul yang turut mengelas bersama tersangka pengelas, Subarnah Ega.

“Saat kami periksa, dua dari 18 saksi mengetahui langsung kejadian adanya bunga api berasal dari las,” kata Kombes Pol Argo Yuwono, Kabid Humas Polda Metro Jaya di Mapolda Metro Jaya, Kebayoranbaru, Jakarta Selatan, Senin (30/10).

Menurut Argo, saat itu Subarnah Ega yang melakukan pengelasan, ernama Khusnul yang memegang besi untuk dilas. Kemudian, tiba-tiba Khusnul merasakan panas besi yang dipegas saat dilas tersebut. Ternyata terdapat percikan api dari las serta menyambar dan menyebabkan api membesar.

“Dia langsung lari dan loncat kena asbes jebol. Dia keluar lewat pintu depan dan dia selamat. Dia tidak menengok kiri kanan yang penting dia lari dan dia mendengar ledakan,” katanya. Karena itu, pihaknya masih menyelidiki apakah adanya unsur kecelakaan atau kesengajaan. hud, net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry