Keterangan foto youtube tribunnews.video.com

JAKARTA |duta.co – Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang akrab disapa Cak Imin, mengaku tidak paham dan, tidak mengetahui siapa sosok toxic atau beracun yang dimaksud Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.

Sebelumnya, dalam acara Jakarta Futures Forum di Hotel JW Marriot, Jakarta, Jumat (3/5/2024), Luhut alias LBP berpesan kepada Prabowo agar tidak membawa orang-orang toxic ke dalam pemerintahannya.

“Kepada Presiden terpilih (Prabowo Subianto), saya katakan jangan membawa orang-orang toxic ke dalam pemerintahan Anda. Karena itu akan sangat merugikan kita (Indonesia),” kata Luhut dalam pidato sambutannya.

Diksi toxid (beracun) kemudian viral di mana-mana.  Cak Imin, sebagaimana diberitakan kompas.com menanggapi pernyataan Luhut terkait pesan untuk tidak membawa orang toxic ke dalam pemerintahan. “Saya juga tidak ngerti maksudnya siapa,” kata Cak Imin saat ditemui di Kopi Megah, Banda Aceh, Jumat (3/5/2024) malam.

Padahal, tulis kompas.com, PKB telah menyatakan diri mendukung pemerintahan yang dipimpin presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Dukungan itu disampaikan Cak Imin saat bertemu Prabowo di kantor PKB, Rabu (24/4), usai Prabowo ditetapkan sebagai Presiden terpilih oleh KPU.

Meski mendukung, PKB belum disebut akan mendapatkan posisi di pemerintahan mendatang. Oleh sebab itu, Cak Imin pun menyatakan tidak mengetahui maksud orang toxic yang disebut Luhut. “Saya tidak paham (maksud Luhut),” kata Wakil Ketua DPR RI itu.

Warning Keras

Doktor M Sholeh Basyari, Direktur Ekskutif CSIIS (Center for Strategic on Islamic and International Studies) menyebut ‘Warning Keras’ istilah toxic yang disampaikan Luhut Binsar Panjaitan.  Ini sangat mungkin ditujukan sebagai respon istana lama dan baru atas manuver Ketum PKB Cak Imin.

“Manuver yang dimaksud, pertama, keinginan PKB bergabung dalam koalisi, tetapi diikuti dengan tantangannya pada Prabowo untuk debat soal food estate. Dia (Cak Imin) tampaknya lupa bahwa baru saja dia bertarung dengan Prabowo dalam Pilpres 2024. Basi-basi Cak Imin expired, salah mongso dan blunder, membabi buta,” jelas dosen di Perguruan Tinggi NU ini.

Kedua, lanjutnya, gerakan politik Cak Imin terus dibaca. Misalnya, serangkaian pertemuan Cak Imin dengan tokoh-tokoh yang berseberangan dengan istana. Terbaru adalah pelukan Cak Imin dengan Edy Rahmayadi dan PLT Ketum PPP Mohamad Mardiono.

Seperti publik sudah memahami, istana lama mendorong Boby Nasution, menantu Presiden Jokowi sebagai kandidat gubernur Sumatera Utara. Sementara, Mardiono adalah tokoh antagonis, baik bagi PPP maupun istana lama dan baru. Bahkan ada yang lebih ekstrem menyebut Mardiono kehilangan kontak dengan kepala BIN.

“Ketiga, warning LBP ini tampaknya juga menyasar PKB. Ini adalah kode keras istana lama dan baru bagi PKB, untuk mendepak Ketum yang “toxic“. Seperti diketahui, LBP dalam banyak hal adalah eksekutor utama kepentingan politik PBNU,” tegas Direktur Ekskutif CSIIS tersebut.

Cak Imin terjepit? “Kalau tidak hati-hati, bisa tersungkur. Apalagi sekarang tengah menghadapi gerakan muktamar PKB Agustus mendatang. Puncak karir politik seseorang, ada batasnya. Saya khawatir PKB dikembalikan kepada kader Gus Dur dengan cara (permainan) yang sama,” demikian sumber duta.co di Jakarta.  (mky,kompas.com)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry