Aslakhul UmamĀ  ManagerĀ  BCI Asia Surabaya (duta.co/dok)

SURABAYA | duta.co -Konstruksi masih dianggap sebagai sektor yang punya andil di dalam pembangunan Indonesia. Pemerintah sendiri begitu bersemangatnya membangun jaringan jalan toll dan infrastruktur lainnya di berbagai daerah, tidak lepas juga pembangunan ke Provinsi Jawa Timur, propinsi terujung timur Jawa.

Seperti dikatakan Aslakhul UmamĀ  ManagerĀ  BCI Asia Surabaya kenaikan prosentasi nilai konstruksi dari 10,4%Ā  ditahun 2017, Rp 43,029, menjadi 40,2% di tahun 2018, total nilai konstruksi Jawa Timur di tahun 2018, sebesar Rp 60,365 Triliun.

ā€œNilai ini menjadi dominan masih disektor proyek Civil (Infrastructure; jalan, jembatan, Transport, dll) sebesar Rp 39,4 Triliun. Sedangkan disektor komersial building sebesar Rp 20,96 Triliun,ā€ katanya kemarin.

Aslakhul UmamĀ  menambahkan sektor komersial building di bagi lagi, ada 9 sektor building; seperti halnya Residential, Perhotelan, industrial, Gedung Kantor (Office), Community, Gedung Rumah Sakit, Gedung Sekolah ā€“ Universitas, dll. Sektor Perumahan (houses) sebesar Rp 2,711 Triliun, juga di Industrial sebesar Rp 3,273 Triliun

ā€œKalau diliat dari penyerapan nilai konstruksi khusus di sektor Residential secara Nasional, Jawa Timur menjadi pilihan kedua setelah Greater Jakarta; Greater Jakarta sebesar 54%, total nilai konstruksi Rp 35,3 Triliun, sedangkan Jawa Timur sebesar 19%, total nilai konstruksi Rp 12,080 Triliun, disusul Sumatera 8%, Jawa Tengah ā€“ DIY 7%, Jawa Barat 7%, Indonesia Timur,3%, Bali Nusra 1% dan Kalimantan 1%,ā€ ujarnya.

Berbagai ekspansi bisnis disektor property jelas Aslakhul Umam , pembangunan apartment, retail yang makin marak di Jawa Timur tidak terlepas andil besar para Developer seperti Trans Property, Pakuwon Djati, Intiland, PP Property, Wika Realty, Ciputra, Darmo Permai, Gunawangsa dll.

ā€œSelain Jakarta dan wilayah di sekitarnya, seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, Jawa Timur juga merupakan salah satu kawasan penyokong pasar properti di Indonesia,ā€ jelasnya.

Property Supply Index secara nasional pada Q4 2017 disebabkan oleh pertumbuhan suplai di sejumlah kawasan. Terbesar dari Jawa Timur (39,4%), Jawa Barat (24,8%), dan DKI Jakarta (21,1%). Bahkan secara umum Real Estat Indonesia (REI) menilai Jawa Timur tetap prospektif untuk menggarap bisnis properti. Dijelaskan, saat ini di Jawa Timur masih ada back log sekitar 670 ribu rumah. Dan jumlah ini semakin membubung lantaran tahun 2015 lalu bisnis properti tidak tumbuh subur.

Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah Bank Indonesia Jawa Timur, Taufik Saleh, menuturkan baik properti residensial primer maupun sekunder sama-sama menguat permintaannya. Untuk rumah primer penguatan dirasakan di semua segmen; baik subsidi, menengah, maupun atas. Adapun rumah sekunder khusus untuk segmen menengah dan atas.

ā€œTercatat bahwa tren median harga apartemen di Jawa Timur terus merosot. Tapi tidak begitu halnya jika kita coba mengukur potensi pasar apartemen di Jawa Timur. Berdasarkan data dari Rumah.com Property Index, tercatat bahwa tren median harga apartemen di Jawa Timur terus merosot. Sebelum beli hunian, biasakan cek kondisi bangunan, harga, dan infrastruktur di sekitarnya,ā€ katanya.

Bila di Q2 2016 tren median harga apartemen di Jawa Timur sempat menyentuh harga tertinggi di angka Rp15,29 juta per meter persegi maka pada kuartal selanjutnya terus turun. Bahkan data di Q1 2018 ini median harganya sudah menjadi Rp14,38 juta per meter persegi.

Jika di Q3 2016 median harga apartemen sempat menyentuh harga tertinggi hingga Rp15,32 juta per meter persegi, namun sampai dengan Q1 2018 median harganya juga terus terkikis hingga berada di angka Rp14,47 juta per meter persegi. (imm)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry