BAWEAN | duta.co – Hasil asesmen yang dilakukan relawan GUSDURian Peduli pada Jumat (29/3) kemarin di dua lokasi pengungsian, yakni Dusun Dedawang, Desa Jati Dawang, Kecamatan Tambak dan Dusun Rabe, Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura menyebutkan para pengungsi di tenda-tenda darurat sejak Jumat (22/3) itu mengaku masih minim bantuan, khususnya sembako atau sembilan bahan pokok. GUSDURian Peduli Sabtu (30/3) hari ini telah menyalurkan bantuan kepada warga terdampak gempa Bawean dari Buddhist Education Centre, Longevitology Surabaya, Metta School Surabaya, dan Yayasan Bhakti Persatuan.

Kristian Wibowo, salah satu relawan GUSDURian Peduli menyampaikan, untuk hasil hasil asesmen di Dusun Dedawang dan Dusun Rabe diketahui bahwa warga terdampak mengeluhkan minimnya bantuan sembako yang mereka terima. Tidak hanya minimnya bantuan sembako, Kristian mengatakan, warga terdampak di dua wilayah itu juga mengaku kekurangan terpal untuk dinding tenda. Akibatnya, bila terjadi hujan, air menggenangi alas tenda. Kristian menyebut bantuan selimut, dan obat nyamuk juga masih kurang. ”Saat ini, penyakit seperti demam, flu, dan batuk pilek juga mulai menyerang mereka,” kata Kristian.

Untuk setiap harinya, lanjut Kristian, sebagian besar warga terdampak yang ada di Dusun Dedawang dan Dusun Rabe tidak ada di tenda pengungsian. Ada yang beraktifitas seperti biasa, namun ada juga yang menjaga rumahnya. Sedangkan pada malam harinya, mereka tidur di tenda-tenda pengungsian. Kristian mengatakan, mereka enggan tidur di rumahnya karena masih trauma dengan peristiwa gempa kemarin. ”Apalagi, beberapa hari kemarin kan terjadi beberapa gempa susulan. Jadi, mereka masih trauma untuk tidur di rumahnya, terutama yang rumahnya rusak ringan, mereka memilih di tenda pengungsian,” ungkapnya.

Sedangkan untuk masalah air, kata Kristian, warga terdampak di pengungsian menggunakan air sumber untuk kebutuhan mandi, minum, dan lain sebagainya. Selama ini, mereka tidak mengalami hambatan. ”Tapi, setelah gempa kemarin, kebanyakan dari mereka masih trauma untuk mandi atau buang air besar (BAB) di rumahnya. Jadi, sebagian ada yang mandi dan BAB di sungai,” ujarnya.

Merespon hal tersebut, sebagai unit kerja Jaringan GUSDURian Indonesia di bidang kemanusiaan, GUSDURian Peduli masih terus mendampingi para penyintas gempa Bawean serta menyalurkan bantuan untuk kebutuhan mereka.

Ketua GUSDURian Peduli, Aak Abdullah Al-Kudus mengungkapkan bahwa pihaknya telah menggandeng relawan lokal untuk upaya mempercepat pendistribusian bantuan kepada ribuan warga terdampak gempa Bawean. Menurut Gus Aak, sapaan Aak Abdullah Al-Kudus, upaya tersebut dilakukan karena untuk mendistribusikan bantuan ke lokasi terdampak, khususnya di Pulau Bawean, tidaklah mudah.

Sebagai pulau kecil, lanjut Gus Aak, pihaknya memiliki kesulitan untuk menyalurkan bantuan ke Pulau Bawean. Sebab, jalur yang menantang membuat kendaraan yang mengangkut bantuan tidak bisa bergerak dengan cepat. Untuk itu, sebagai respon cepat membantu warga terdampak, Gus Aak mengatakan GUSDURian Peduli telah bekerjasama dengan relawan lokal dan lembaga-lembaga terkait untuk segera mungkin mendistribusikan bantuan.

Beberapa lembaga yang terlibat dalam respon gempa Bawean antara lain, yaitu PCNU Bawean, LAZISNU, Banser, Ansor Bawean, Gusdurian Gresik, Gusdurian Tuban, Karina Keuskupan Surabaya, dan PSMB UPN Veteran Yogyakarta. ”Relawan lokal berperan besar membantu distribusi bantuan kepada warga terdampak. InsyaAllah, GUSDURian Peduli bisa melakukan respon lebih cepat dan efektif,” kata Gus Aak dalam keterangannya.

Sementara itu, menurut laporan BPBD Provinsi Jawa Timur, gempa bumi yang berpusat di lepas pantai Kabupaten Gresik, Jawa Timur, pada Jumat, 22 Maret 2024 lalu telah menyebabkan ribuan warga mengungsi. Berdasarkan data terbaru yang dihimpun BPBD Provinsi Jawa Timur per Rabu, 26 Maret 2024 pukul 18.00 WIB, total pengungsi ada sebanyak 34.101 jiwa mengungsi, dan 8 orang dilaporkan mengalami luka-luka.

Selain itu, gempa Bawean ini juga merusak 5.182 unit rumah warga, 97 unit fasilitas pendidikan, 5 unit fasilitas kesehatan, 188 unit rumah ibadah, 3 unit sepeda motor, 21 unit gedung perkantoran, dan 1 kandang ternak. Melihat dampak gempa Bawean yang besar tersebut, Inayah Wahid, Brand Ambassador GUSDURian Peduli pun mengajak masyarakat Indonesia untuk bahu membahu membantu ribuan warga terdampak.

”Mengingat dampak yang begitu besar, gempa Pulau Bawean perlu mendapat penanganan serius. Sebagai bagian dari masyarakat, kita harus bahu-membahu sebab ini membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit,” ujarnya.

Saat ini, GUSDURian Peduli bekerjasama dengan relawan lokal di Pulau Bawean masih terus menyalurkan bantuan kepada warga terdampak gempa Bawean agar kebutuhan dasar mereka terpenuhi. Untuk turut serta membantu warga terdampak gempa Bawean, masyarakat dapat menyalurkan bantuannya lewat GUSDURian Peduli melalui rekening BCA 8610603999 a/n Yayasan Jaringan Gusdurian Peduli.

Untuk mempermudah pendataan, setiap bantuan yang disalurkan ke rekening GUSDURian Peduli diharapkan untuk menambah kode 22 di akhir nominal. Misalnya, Rp500.022,00. Selain itu, GUSDURian Peduli juga membuka galang dana lewat platform Kitabisa.com. Masyarakat yang ingin berdonasi dapat mengunjungi link galang dana untuk gempa Bawean di kitabisa.com/gdpedulibawean. (*)