Gedung balai wartawan Tulungagung yang sekarang menjadi gedung perpustakaan DUTA/FUAT

TULUNGAGUNG | duta.co – Sejumlah wartawan senior di Tulungagung menuding Bupati Sahri Mulyo telah mengingkari janji. Pasalnya, semenjak digusurnya balai wartawan tahun 2012 silam, gedung balai wartawan tak kunjung direalisasikan.

Dikatakan Subianto (55), salah satu wartawan senior Tulungagung kepada Duta.co mengungkapkan, wartawan Tulungagung sejak tahun 1984 telah mempunyai gedung berupa balai wartawan yang digunakan sebagai sentral pertemuan dan kordinasi wartawan.“Pada tahun 1984 silam kami sudah mengadakan iuran rutin sebesar 7500 ribu rupiah perbulan,guna pengadaan balai wartawan. Waktu itu jumlah wartawan hanya 14 personil dari beberapa perusahaan pers,” kisahnya, Kamis (6/7/2017).

Hasil iuran rutin yang terkumpul tersebut, kami mencoba meminta batuan kepada Bupati Mch Poernanto beserta pengusaha setempat agar membantu merealisasikan pengadaan kantor bagi wartawan. “Alhasil, dari musyawarah waktu itu, akhirnya kami sepakat untuk menempati gedung kesenian eks lekra PKI yang berada disebelah pojok timur alun-alun,” imbuh pria yang akrab disapa kaspo ini.

Karena gedung yang sebelumnya dipakai balai kesenian eks Lekra PKI ini kurang layak huni, maka puluhan wartawan berinsiatif untuk menunjuk salah satu pemborong bernama Teguh asal Karangrejo agar gedung tersebut direhab. “Pasca direhab, kami seperti pengemis, karena dana iuran wartawan telah habis buat merehab gedung tersebut, sehingga untuk pengadaan mebeler beserta alat-alat kantor terpaksa meminta kepada donatur lagi,” jelasnya.

Menariknya, iuran wartawan sebesar Rp 7.500 tersebut berlangsung sejak tahun 1984 hingga tahun 2000. “Tiap wartawan kita bebani iuran sebesar itu, ini untuk membiayai tagihan listrik, PDAM serta kebutuhan kantor lainnya,” akunya didepan puluhan wartawan.

Selain itu, Menteri Perumahan RI Cosmas Batubara (Era Orba) juga datang ke Tulungagung untuk meresmikan balai wartawan tersebut. “Berbagai pejabat beserta masyarakat menjadi saksi bahwa kami dahulu pernah punya kantor balai wartawan” imbuhnya sedih.

Namun, pada tahun 2012 silam, karena status lahan balai wartawan tersebut bukan milik organisasi wartawan atau perwakilan wartawan, maka Pemkab Tulungagung merobohkan bangunan tersebut yang kemudian dialih fungsikan menjadi gedung perpustakaan. “kami tak bisa berbuat banyak, karena dalihnya dijadikan tempat perpustakaan sangat tepat,” tandasnya.

Nampaknya, angin segar bagi wartawan Tulungagung kembali muncul saat pasangan Sahto terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati periode 2013-2018. “Saat dialog yang bertempat di Liiur Fm dan dihadiri puluhan wartawan, bupati berjanji akan merealisasikan pembangunan balai wartawan, sontak kami merasa senang mendengarnya,” kata Kaspo

Selang ditunggu 4 tahun lamanya, apa yang telah dijanjikan Bupati tak kunjung realisasi, maka puluhan wartawan berinsiatif untuk menanyakan. “kami akan mencoba menagih janji kepada bupati, saat lebaran tahun ini, karena masa pemerintahannya mau berakhir” pangkasnya.

Bupati Tulungagung Sahri Mulyo saat dikonfirmasi DUTA mengatakan, sudah pernah memerintahkan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait, agar merealisasikan balai wartawan. “Kami sudah punya alternatif tempat, yakni di GOR lembu peteng,” kata Bupati Sahri via seluler. zfd

 

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry