DISABILITAS : Acara JAPRI bagi penyandang Disabilitas untuk menjadi pengusaha mandiri (Kintan Kinari Astuti/duta.co)

KEDIRI|duta.co – Pelatihan dalam program Jadi Pengusaha Mandiri (JAPRI) bagi penyandang disabilitas merupakan kerjasama Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) dan USAID didukung Pemerintah Kota Kediri, digelar selama tiga hari berakhirnya Rabu (10/03). Sebanyak 12 trainer merupakan penyandang disabilitas mendapatkan pembekalan sejumlah materi bertempat di Hall Kilisuci Hotel Grand Surya Kota Kediri.

Materi kesetaran gender dan kewirausahaan, salah satu bekal diberikan kepada peserta sebelum bertugas menjadi tenaga pengajar. Disampaikan Munawaroh selaku Field Officer (FO) JAPRI Regional Kediri – Malang, sangat berharap program ini kemudian diadopsi oleh pemerintah daerah.

“Saya setelah pelatihan JAPRI PWD berharap kepada pemerintah agar bisa mengadopsi progam yang ada. Antara lain jika pun ada pelatihan mohon di monitoring, kemudian menyesuaikan usaha dan diantar sampai dia berhasil,” terang Munawaroh, yang juga menjabat Ketua HWDI Kota Kediri dikonfirmasi usai acara.

Diterangkan Mangapul Sinaga selaku Direktur Proyek dari USAID JAPRI PWD menjelaskan bahwa kegiatan ini fokus pada dua target. “Yang kita mau lakukan terhadap 12 orang pelatih ini, target pertama adalah mereka mendapat pengetahuan dan keterampilan terkait kewirausahaan. Karena Program JAPRI nanti mereka menjadi pelatih untuk 200 orang penyandang disablitas di Kota Kediri,” jelasnya.

Target kedua, dalam materi pelatihan dipastikan pelatih harus mampu mempersiapkan dirinya dan mampu melakukan simulasi. “Kalau yang pertama tentang konsep kewirausahaannya. Kita juga melakukan pendekatan bisnis model kanvas. Terdapat sembilan poin, mulai keunggulan produk sampai kebutuhan biaya, dimana peserta akan dites melakukan presentasi,” terangnya.

Kabar baiknya, peserta program ini mampu menjalankan teori secara dengan baik meski awalnya ragu. “Persoalan utama teman – teman Disablitas itu adalah percaya diri. Karena selama ini mereka dapat stigma yang membuat mereka tidak percaya diri. Kita berhasil membuktikan bahwa mereka bisa percaya diri. Apalagi yang kita bilang, sebenarnya nanti diajar adalah teman teman mereka juga. Kita akan buktikan pada saat kegiatan yang berikutnya Entrepreneurship Trainning, karena mereka nanti terjun menjadi pelatih,” imbuhnya. (kin/nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry