SIDOARJO | duta.co – Budaya “Petik Laut” merupakan warisan leluhur yang disebut sebagai sedekah masyarakat terhadap laut yang selama satu tahun menjadi tempat mereka mengais rezeki. Pada umumnya, kegiatan ini diadakan masyarakat nelayan khususnya di seluruh pulau Jawa. Seperti halnya masyarakat Desa Gisik Cemandi Kecamatan Sedati, yang menggelar tradisi petik laut, Minggu (12/3/23).

Dalam sambutan pembukaannya, Dr. Sriatun, istri Wabup Sidoarjo H. Subandi, menyampaikan permohonan maaf karena Wabup tidak dapat hadir karena ada undangan di Lebo kediaman KH. Ali Mashuri (Gus Ali).

“Terima kasih kepada bapak Sekcam, ibu Kapolsek, dan pak Danramil yang datang maupun yang mewakili, serta Shohibul hajjah lurah Gisik Cemandi, terutama wabil khusus yaitu masyarakat desa se-Gisik Cemandi sehat selalu. Pertama salam dari bapak, dan mohon maaf harusnya pagi ini mendampingi saya di kegiatan Petik Laut ini, namun tidak bisa hadir,” terang Sriatun.

Kegiatan ini dilakukan sebagai ajang menjalin silaturahmi yang kuat masyarakat Gisik Cemandi setiap tahunnya. Selain itu, juga mengenang jasa para sesepuh dan leluhur yang mayoritas nelayan. ” “Semoga diberikan keselamatan dan keberkahan serta kelimpahan rezeki atau hasil laut,” pungkas Sriatun.

Terpisah, Camat Sedati, Abu Dardak, kepada duta.co sebelumnya menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa hadir. “Mohon maaf saya ada undangan di KH. Agus Ali Mashuri, di Desa Lebo Sidoarjo, menikahkan putranya,” terang Dardak.

Masih kata Abu Dardak, Petik Laut atau nyadran, merupakan budaya warga nelayan. Hal ini merupakan kearifan lokal, sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rejekinya berupa kerang, dan ikan lainnya di laut.

“Mereka melestarikan petik laut ini secara turun temurun. Dengan melakukan petik laut ini, menurut keyakinannya dapat meningkatkan rejeki, dan menambah keberkahan hidupnya sebagai nelayan,” ungkap Dardak.

Mantan Sekcam Sedati ini juga menambahkan, tiap tahun diungkapkan rasa syukur ini dengan melakukan petik laut, dan berdoa bersama disana. “Dengan membawa tumpeng, dan jajanan beraneka ragam, dan jenis ikan, udang dimakan bersama di sana seluruh masyarakat warga setempat dan sekitar,” pungkas Abu Dardak.

Tradisi Petik Laut. (FT/LOETFI)

Ditemui di lokasi, Moch. Nasir, Sekretaris pengurus/panitia petik laut Desa Gisik Cemandi Tahun 2023 mengatakan, kegiatan ini sebagai salah satu upaya menanamkan perasaan cinta bahari bagi masyarakat nelayan Desa Gisik Cemandi, sehingga mendatangkan manfaat bagi kehidupan laut dapat terpelihara secara lestari.

“Harapannya dengan ini, pemerintah desa agar memperhatikan kehidupan masyarakat nelayan, dan dapat mendatangkan wisata lokal untuk pengembangan kelompok wisata bahari yang dapat mewujudkan wisata susur sungai,” jelasnya.

Salah satu nelayan, Nur Rodiyah (51), warga RT 10 RW 4 mengatakan, di era yang sudah modern ini tradisi masih berlanjut. “Saya merasa senang dan bangga. Semoga dengan kegiatan ini para nelayan yang melaut selamat, karena mayoritas warga adalah nelayan,” ucapnya.

“Terima kasih khususnya Pemdes Gisik Cemandi dan Pemkab Sidoarjo atas terselenggaranya kegiatan ini, tradisi berharap setiap tahunnya diadakan. Sebab dari kecil saya dulu sampai sekarang tetap berlanjut,” pungkas warga asli Gisik Cemandi itu. (loe)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry