Ustad Adi Hidayat (kiri-ft/sindonews.com) dan KH Ma'ruf Khozin (ft/duta.co)

SURABAYA | duta.co – KH Ma’ruf Khozin, anggota Aswaja Center PWNU Jatim (2017), memberikan jawaban telak atas ulasan Ustad Adi Hidayat (UAH) tentang doa iftitah yang menggunakan kalimat ‘Inni Wajjahtu”.

Menurut UAH, ia telah mencarinya di 1235 kitab hadits, dan tidak menemukannya. Sampai hadits palsu pun, katanya, tidak ada. Lebih mengherankan lagi, masih kata UAH, bacaan itu hanya ditemukan saat Nabi Muhammad SAW hendak menyembelih hewan kurban. Oh ya?

Dengan sangat meyakinkan, UAH dalam video yang viral di medsos itu, mengatakan, bahwa, bacaan “Inni Wajjahtu” itu terdapat dalam riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad bin Hanbal. Itu pun bukan dalam tata cara salat, melainkan TATA CARA MENYEMBELIH HEWAN QURBAN.

Tentu, penjelasan UAH ini membuat keluarga besar nahdliyin terkaget. Benarkah? Sebab, selama ini, meski itu amalan sunnah, kalimat ‘Inni Wajjahtu’ adalah amalan ‘paten’ warga NU saat membaca doa iftitah.

Nah, KH Ma’ruf Khozin memberikan jawaban telak. Menurutnya, menyoal kalimat ‘Inni Wajjahtu” dalam doa iftitah, adalah salah besar. Kalimat itu, bukan hanya ada dalam hadits, bahkan termaktub dalam Alquran.

“Bacaan ‘Inni Wajjahtu’ juga terdapat dalam surat Al-an’am 79 sebagai doa Nabi Ibrahim alaihis salam. Mana dasarnya? Yaitu Ibnu Umar menambahkan beberapa bacaan dalam Tahiyat,” katanya di radar96.com, Rabu (8/9/21).

Serang Amalan NU

KH Ma’ruf juga menukil sebuah hadits dari Abu Rafi’ ia berkata: Telah sampai padaku sebuah surat yang berisi Iftitah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, bahwa jika Nabi bertakbir maka beliau berdoa: Inni Wajjahtu ….

Al-Hafidz Nuruddin Al Haitsami berkata: Diriwayatkan oleh Thabrani. Di dalamnya terdapat Muhammad bin Ishaq, ia terpercaya, namun ia perawi mudallis (menyamarkan) dan ia menyampaikan dengan redaksi ‘an’anah. Para perawi lainnya dinilai terpercaya. (Majma’ Az-Zawaid). Nah! Jelas kan?

“Ya, kita tidak pernah mengusik, menyalahkan, apalagi membidahkan amalan dan tata cara ibadah saudara Muslim kita yang lain, paling-paling cuma ‘ngelirik’, kok beda, begitu saja. Karena Kiai-kiai kita di pesantren memang tidak mengajarkan berbuat jelek kepada orang lain,” demikian KH Ma’ruf Khozin.

Tetapi, sayang, banyak ustad di luar NU  yang menggebu-gebu menyerang amalan NU. “Inilah yang memicu warga NU, termasuk Ketua PWNU Jatim KH Marzuqi Mustamar, untuk memberi tanggapan dan jawaban,” jelas KH Ma’ruf Khozin. (sumber: radar96.com)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry