BLITAR | duta.co – Teka-teki bakal merapat kemana keputusan DPP PDI Perjuangan terjawab sudah. Pada Jumat 17 Juli 2020, secara resmi Partai berlambang banteng moncong putih ini menjatuhkan rekomendasi pencalonan Wali Kota Blitar pada pasangan Santoso – Tjujuk Sunario, sedangkan untuk kabupaten Blitar menjatuhkan rekomendasi pada petahana pasangan Rijanto – Maerhaenis.

Pemberian rekomendasi ini dibacakan secara virtual oleh Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Politik, Puan Maharani saat konferensi pers pengumuman tahap dua calon kepala daerah dari PDI Perjuangan.

“Kota Blitar Santoso – Tjujuk Sunario. Kemudian Kabupaten Blitar pasangan Rijanto – Maerhaenis,” paparnya.

Di Kota Blitar, Santoso saat ini menjabat sebagai Wali Kota Blitar. Sedangkan Tjujuk Sunario merupakan kader dari Partai Gerindra. Dengan pasangan ini, jumlah kursi PDI Perjuangan – Gerindra menjadi 12 kursi.

Keluarnya rekomendasi ini dipastikan membuat Pilwali Kota Blitar semakin menghangat. Pasalnya sesuai kabar yang beredar, putra Samanhudi Anwar, mantan Wali Kota Blitar yang sebelumnya menjadi kader PDI Perjuangan, yakni Henri Pradipta Anwar akan berpasangan dengan Yasin Hermanto melalui Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Demikian juga di Kabupaten Blitar. Sebab diyakini partai lain menunggu rekomendasi dari PDI Perjuangan diumumkan. Sehingga dengan pasangan petahana yang kembalu mendapat rekomendasi, maka partai lain akan segera menentukan langkah mereka, apakah berkoalasi, atau mengusung partai sendiri.

Terbaru, senter dikabarkan DPC PKB Kabupaten Blitar sedang melakukan konsolidasi dengam partai lain, seperti Gerindra, Golkar, PPP, PKS, dan lain-lain untuk mencari pendamping Calon Bupati yang mereka usung, yakni Abdul Munib. Kursi legislatif PKB yang berjumlah 9, tinggal mencaru satu kursi lagi agar bisa mengusung pasangan calon pada Pilkada 9 Desember 2020.(ndi)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry