FILATELI : Malichatun Nafiah, Ketua Perhimpunan Orangtua Penderita Thalasemia Indonesia saat berkirim surat (duta.co/Humas BPJS)

KEDIRI | duta.co – “Melalui surat ini, saya ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya atas apa yang telah Ibu bayarkan melalui iuran JKN-KIS tiap bulannya. Semoga dengan pengalaman saya ini bisa menginspirasi lebih banyak masyarakat peserta JKN-KIS, bisa menyadari akan pentingnya membayar rutin iuran tiap bulannya.”

Penyataan diatas merupakan cuplikan dari salah satu surat untuk Pahlawan JKN-KIS dikirim para peserta yang rutin berobat untuk peserta JKN-KIS lain yang rutin membayar iuran meskipun tidak pernah menggunakan layanan BPJS Kesehatan. Kegiatan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan ini ditujukan untuk mengkampanyekan budaya gotong royong yang menjadi nafas terlaksananya Program JKN-KIS.

Seperti dilakukan Malichatun Nafiah (39), salah satu partisipan kegiatan yang berasal dari Kediri. Beliau merupakan ibu dari dua orang anak penyandang Thalassemia Mayor. Untuk itu, Arjuna (13) dan Annabel (6) harus menjalani terapi perawatan Thalassemia rutin seumur hidupnya. Perawatan tersebut termasuk konsumsi obat dan transfusi darah rutin berkala.

Melalui suratnya, Nafiah menyampaikan apresiasinya kepada peserta JKN-KIS yang bersedia bergotong royong membayar iuran JKN-KIS. Baginya, iuran tersebut sangat bermanfaat bagi orang lain, terutama yang pengobatannya membutuhkan biaya besar. Nafiah sendiri menyampaikan bahwa seandainya tanpa JKN-KIS, dirinya harus mempersiapkan setidaknya 20-30 juta setiap bulan untuk pengobatan kedua buah hatinya.

Saat ditemui, Nafiah menyampaikan bahwa dirinya tidak pernah berhenti memperjuangkan perbaikan mutu layanan bagi anak-anak penderita Thalasemia. Sebagai Ketua POPTI Kediri (Perhimpunan Orangtua Penderita Thalasemia Indonesia), Nafiah aktif berkoordinasi dengan PMI, RSUD, dan Dinas Kesehatan.

“Kedepannya kami akan ajak juga BPJS Kesehatan untuk duduk bersama dalam forum-forum khusus. Lembaga pembiayaan memiliki andil penting dalam perjuangan kami. Semoga silaturahmi dapat selalu terjaga”, ujar Nafiah.

Dalam kesempatan terpisah, Gatot Subroto, Kepala BPJS Kesehatan KC Kediri menyampaikan harapannya agar semakin banyak “Pahlawan JKN-KIS” baru.

“Tanpa berharap menggunakan, mereka ini rutin membayar. Dasarnya hanya kepercayaan. Mereka tidak tahu iurannya digunakan oleh siapa dan sakit apa, namun terus saja bersedekah dalam bentuk iuran. Semoga kedepannya makin banyak peserta yang rutin membayar iuran. Hingga semester 1 tahun ini, persentase kolektabilitas peserta mandiri mencapai 65%”, ujar Gatot.

Dalam rangka memperluas kanal pembayaran iuran, BPJS Kesehatan bekerjasama dengan mitra perorangan yang bertugas untuk menerima pembayaran iuran peserta JKN-KIS. Mitra perorangan tersebut disebut Kader JKN-KIS.

Hingga saat ini terdapat 15 Kader JKN-KIS di wilayah kerja BPJS Kesehatan KC Kediri. Jumlah ini akan terus ditambah agar dapat menjangkau penunggak iuran yang tersebar di daerah yang sulit diakses.

“Target kita per bulan September ini adalah merekrut tambahan Kader JKN-KIS. Alhamdulillah masyarakat antusias sekali. Pelamar kemarin mencapai 400 orang dari 68 formasi yang tersedia. Saat ini sedang proses seleksi”, tutup Gatot. (nng)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry