drh Khalimatus Sa'diyah dan drh Desty Apritya M.Ve saat memeriksa salah satu kucing yang ikut bakti sosial di RSHP Weka, Sabtu (13/1/2024). DUTA/ist

Kolaborasi FKH UWKS, Klinik Dokter Hewan Mima dan Seribu Senyum

SURABAYA | duta.co – Lusiana (60) warga Dukuh Pakis Surabaya terlihat was-was saat mengantar dua kucingnya masuk ke ruang pemeriksaan, Rumah Sakit Hewan Pendidikan (RSHP) Weka, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS), Sabtu (13/1/2024).

Dia langsung menyerahkan satu persatu kucingnya yang berada dalam box pada petugas. “Saya Ndak mau masuk, Ndak tega,” katanya.

Lusiana pun langsung duduk di ruang tunggu di luar. Dia mengaku membawa dua kucing kampung jantan miliknya untuk ikut program sterilisasi atau kebiri yang digelar Yayasan Seribu Senyum, RSHP UWKS dan Klinik Dokter Hewan Mima Veterinarian, Mojokerto. “Lumayan, ini gratis,” ungkapnya.

Namun sayang, salah satu dari kucingnya tidak bisa dilanjutkan ke operasi sterilisasi karena kurang sehat, sakit mata.

Lain Lusiana, lain pula Viomeitha (22). Vio membawa lima kucing yang tidak hanya miliknya namun juga milik saudara dan teman-temannya untuk ikut program ini. “Ada yang kucing kampung, ada yang jenis mixdom,” kata Vio yang mengaku punya sembilan kucing itu.

Bakti sosial sterilisasi kucing kampung ini diserbu peserta. Kuota 100 kucing terpenuhi hanya dalam waktu satu jam saat pendaftaran online dibuka pada 3 Januari 2024 lalu. Keinginan mengebiri kucing agar tidak berkembang biak secara liar yang tanpa biaya menjadi tujuan masyarakat mengikutkan acara ini.

Kabarnya untuk melakukan dengan biaya sendiri sebesar Rp 800 ribu untuk tindakan operasinya saja. Biaya itu belum ditambah  pemeriksaan kesehatan sebelum tindakan operasi yang berkisar antara Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu.

“Kami punya keinginan mengebiri tapi kadang terkendala biaya, makanya begitu ada program ini cepat-cepat mendaftar apalagi tiap orang bisa mengikutkan dua ekor kucingnya,” ungkap Veo.

Pemeriksaan awal sebelum dilakukan operasi sterilisasi dilakukan secara ketat agar pemulihan bisa cepat. DUTA/ist

Ketua Panitia, drh Khalimatus Sa’diyah mengatakan program ini memang menjadi perhatian banyak dokter hewan. Di mana banyak kucing terlantar karena dibuang sehingga tidak terurus.

“Alhamdulillah antusiasnya sangat besar. Dan dari form pendaftaran yang kamu sebar kebanyakan banyak dari Surabaya makanya kami gelar di Surabaya dengan menggandeng RSHP Weka punya Fakultas Kedokteran Hewan UWKS. Seluruh biaya  ditanggung Yayasan Seribu Senyum,” tutur owner Klinik Dokter Hewan Mima Veterinarian, Mojokerto itu.

Dekan FKH UWKS, drh Desty Apritya M.Ve menambahkan kegiatan seperti ini rutin dilakukan FKH UWKS. Biasanya dilakukan setiap Januari. Dan kucing memang menjadi salah satu binatang sasaran untuk baksos setiap tahun itu.

“Pada dasarnya kegiatan ini untuk menyejahterakan kucing. Kalau anaknya banyak membuat kebutuhan nutrisi kurang bagus. Kita kendalikan populasinya sehingga kesejahteraan lebih bagus. Kalau kucing sudah diseteril kecenderungan mereka lebih gemuk. Juga tidak akan main jauh dan juga teratur membuang kotorannya,” jelasnya.

Kegiatan ini melibatkan 20 dokter hewan dari Klinik Dokter Hewan Mima Veterinarian, Mojokerto dan FKH UWKS serta 10 dokter hewan yang sedang menjalani program profesi dokter hewan di FKH UWKS serta beberapa relawan dan Yayasan Seribu Senyum.

Ke depan kegiatan seperti ini diharapkan bisa terus dilakukan di kota-kota lainnya agar populasi bisa dikendalikan dan kesejahteraan kucing juga bisa ditingkatkan. end

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry