Dr. dr. Wiwik Winarningsih, M. Kes.- Dosen Fakultas Kedokteran (FK)

MENURUT data kesehatan Desa Lajuk 2022 dari 200 bayi dan balita ada 39 kasus stunting yang perlu ditangani, jika dipresentasikan adalah 20% dari jumlah keseluruhanbalita yang ada.

Tingginya angka stunting di Desa Lajuk salah satu penyebabnya adalah faktor kurangnya kemandirian masyarakat dalam pemberian asupan gizi seimbang serta masyarakat yang masih belum memahami cara penanganan stunting secara mandiri.

Berangkat dari permasalahan yang timbul tersebut dalam Hibah Penelitian Internal UNUSA, Dr. dr. Wiwik Winarningsih, M. Kes. berupaya untuk menggerakkan masyarakat di Desa Lajuk untuk lebih pro aktif dalam menekan angka stunting.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa

Salah satu caranya ialah optimalisasi potensi remaja putri yang ada di Desa Lajuk. Remaja putri merupakan cikal bakal pencetak generasi berikutnya. Apabila remaja putri memiliki pola gizi seimbang dan berimbang diharapakan mampu melahirkan dan mencetak generasi yang sehat, berkualitas dan terhindar dari stunting.

Kegiatan ini dimulai dari pemberian materi tentang 1000 HPK yang di ikuti sebanyak 19 remaja putri di Desa Lajuk. Berdasarkan dari hasil pretest dan posttest yang dilakukan dalam kegiatan tersebut didapatkan sebanyak 84% remaja putri memiliki tingkat pemahaman yg sangat baik dari sebelumnya hanya 42% remaja putri yg memiliki tingkat pemahaman cukup.

Hasil tersebut membuktikan bahwa dalam kegiatan tersebut mampu memberikan perbekalan secara materi yang baik untuk remaja putri yang nantinya akan dikukuhkan menjadi Kader BESTING (Bebas Stunting).

Selain itu ditunjang dengan kegiatan praktik pembuatan PMT (pemberian makanan tambahan) lokal berbahan dasar protein ikan lele yang mudah dijangkau di desa tersebut. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengajarkan remaja putri agar mampu membuat dan memberikan hasil PMT tersebut kepada balita stunting dan dan menularkan ilmunya kepada ibu ibu muda di desa lajuk teruatama yang memiliki anak balita stunting.

Di samping kegiatan optimalisasi potensi remaja putri, dilakukan juga kegiatan Posyandu Stunting dengan intervensi pemberian PMT dan praktek pembuatan menu sehat bagi balita stunting di Desa Lajuk yang dimulai dari bulan Mei 2023.

Diketahui jumlah balita stunting di Desa Lajuk pada Mei 2023 ialah sejumlah 20 balita. Setelah dilakukan kegiatan Posyandu Stunting disertai pemberian PMT selama 3 bulan berturut-turut didapatkan hasil penurunan pada jumlah balita stunting.

Pada Agustus 2023 tercatat jumlah balita stunting sebanyak 12 balita. Selama 3 bulan tersebut dilakukan pemantauan dan pendampingan balita stunting oleh kader BESTING untuk memastikan bahwa bantuan PMT dari peneliti tepat sasaran.

Di samping itu kepada ibu ibu balita stunting juga diajarkan cara mengolah makanan tinggi protein. Di akhir kegiatan diadakan Lomba Cipta Menu Makanan Sehat yang bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas dan inisiatif ibu-ibu balita untuk menambah variasi menu yang dihidangkan sehari-hari untuk putra putrinya.

Kegiatan optimalisasi potensi remaja putri ini diakhiri dengan pelantikan Kader BESTING (Bebas Stunting) beserta pembentukan Posyandu Remaja BESTING yang telah di sah kan oleh Kepada Desa Lajuk dengan memberikan SK Susunan Kepengurusan Posyandu Remaja Desa Lajuk.

UNUSA juga memberi bantuan berupa peralatan POSYANDU seperti tensi meter, stetoskop dan timbangan badan. Hal tersebut cukup memberikan kabar baik bagi masyarakat di Desa Lajuk terutama Kepala Desa Lajuk yaitu Bapak M. Suudi, S. Pd.

Beliau menyampaikan banyak terima kasih kepada TIM PENELITI UNUSA yang diketuai oleh Dr. dr. Wiwik Winarningsih, M. Kes. karena sudah membantu dan berkontribusi secara langsung dalam menekan angka stunting di Desa Lajuk. Beliau berharap kedepannya Desa Lajuk Bersama Kader BESTING mampu bergerak secara mandiri dalam mencegah dan menurunkan angka stunting serta secara berkelanjuta dapat meningkatkan kualitas gizi balita di Desa Lajuk. SEMOGA .*

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry