KEDIRI | duta.co – Ini risiko dai kalau sudah kecampuran misi politik praktis, dukung mendukung Pilgub. Pengajian KH Anwar Zahid misalnya, yang selama ini biasa-biasa saja, tiba-tiba menjadi sensitif. Khususnya ‘Salam Gus Ipul’ yang sering disampaikan dalam safari ramadhannya menjadi perhatian banyak orang.

Tidak seperti pengajian pertama dan kedua, pada pengajian ketiga bertempat di Gedung Nusantara berada di Balai Desa Kwadungan, Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri, kiai dari Bojonegoro ini berulangkali menyampaikan tidak dalam rangka kampanye. Pun demikian, dia menyindir sejumlah Panwascam yang diterjunkan untuk melakukan pengawasan.

 Tentunya, kejadian ini tidak lepas dari janji Kepala Desa Kwadungan, Abdul Hamid, dikonfirmasi Rabu (23/5) siang, memberikan jaminan bahwa pengajian Anwar Zahid bukan dalam rangka kampanye.

“Beliau hadir karena kami undang atas nama takmir masjid, untuk memberikan pencerahan agama. Saya hanya sekedar mengetahui atas pemberitahuan ke Polsek. Bila nanti ada yang bagi gambar, stiker atau dijadikan ajang kampanye, saya akan stop,” tegasnya.

Memang tidak terlihat ada pembagian Alat Peraga Kampanye pada pengajian digelar di tempat berbeda ini, pertama di Halaman Yayasan Atta’awun Dusun Jeruk Desa Tugurejo, kemudian kedua di Lapangan Desa Putih Kecamatan Gampengrejo dan terakhir menjelang tengah malam berada di Gedung Nusantara.

Pada pengajian sebelumnya pertama dan kedua, Anwar Zahid menyampaikan bila bulan puasa, dirinya selalu umroh bersama keluarga, tapi bulan ini tidak. Karena diminta Saifullah Yusuf untuk menyampaikan salam kepada masyarakat Kediri. “Karena amanah, maka harus saya sampaikan dan harus dijawab,” tuturnya.

Bahkan pada pengajian kedua, Anwar Zahid sempat menjelaskan jika Gus Ipul maju dalam Pilgub Jatim karena perintah kiai. “Bahwa ulama harus bersatu bersama umaro’, nah ini ada ulama yang juga umaro. Aku ora kampanye, cuma kirim salam, yang menuduh saya kampanye berarti orang goblok,” jelasnya.

Kemudian di lokasi ketiga, Anwar Zahid hanya menyebut mari makmur seperti para Banser yang selalu taat kepada kiai. Kabar yang beredar kehadirannya kali ini memang bukan atas pesanan Gus Ipul, namun memang murni swadaya dari para takmir. Karena itu, diminta tidak membawa-bawa pilgub, tidak membawa salam GI.

“Saya justru mengajak warga Kwadungan ini untuk menggunakan hak pilihnya dan semoga pilihannya sama,” kata Anwar Zahid sebelum menutup pengajian dengan menyelipkan kalimat semoga pilihannya sama.

Sementara Pengasuh PP Al Huda, Grogol Kediri, KH Romadhon  Sukardi mengatakan, bahwa muballigh juga harus memahami sensifitas umat soal politik. “Umat itu sudah pintar, cerdas. Soal pilihan politik tidak bisa didekte apalagi dipaksakan. Dalam pandangan masyarakat, orang yang sibuk mengajak ke politik praktis, dianggap dapat bayaran,” jelasnya.

Karena itu, saran mantan Pengurus Wilayah NU Jatim ini, agar materi pengajian tidak hambar, muballigh bisa fokus pada materi ngaji, pesan-pesan politik harus dihindari. “Tidak menguntungkan. Kurang apa hebatnya KH Zainuddin MZ, dai sejuta umat. Begitu membawa bendera politik praktis, langsung drop,” jelasnya. (ian/nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry