MALANG | duta.co -Jelang Lustrum ke 13 dan Dies Natalis yang ke 65, 33 ribu mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) akan diwajibkan menghasilakan karya sesuai bidangnya.
Dengan menggunakan berbagai media, yang nantinya dapat dipilih dari hasil pengerjaan tugas-tugas yang sudah ada kemudian dipublis. Hingga masyarakat akan tahu, bahwa mahasiswa UM telah melakukan berbagai hal.
Menurut Rektor UM, Prof Dr Ahmad Rofiuddin MPd yang ditemui seusai melaunching Lustrum dan Dies Natalis UM, Kamis (02/05/2019), mengatakan bahwa gerakan wajib berkreasi bagi seluruh mahasiswa ini sebagai pertanda Lustrum. Ia meyakini, mahasiswa UM merupakan mahasiswa pilihan yang terseleksi, maka tinggal menunjukan bahwa mereka pun bisa berkarya.
“Mekanismenya, mulai dari Wakil Rektor III, Dekan, Ketua Jurusan akan mendampingi dan mengarahkan media publisnya. Tiap tahun satu karya yang wajib dipublikasikan. Rencananya karya dari masing-masing mahasiswa akan dimasukan dalam Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI),” ungkap Prof Rofiuddin.
Apapun karyanya, ilmiah, atau dalam bidang seni, termasuk karya tari maupun puisi, juga olahraga akan diakui.
“Bisa dibayangkan, dari Tiga Puluh Tiga ribu mahasiswa masing-masing menghasilkan karya, kemudian diviralkan. Tentunya akan semakin menambah termasyur kampus UM ini,” ujar Rektor satu ini.
Namun untuk mengantisipasi pola pikir mahasiswa hanya akan berkarya untuk mendapatkan SKPI saja, maka nantinya ada mekanisme berpola,juga terseleksi guna mamacu kreativitas dengan memproduksi hal-hal yang positif lagi terbaik.
Lain pada itu, tema Lustrum dan Dies Natalis UM kali ini adalah ‘Jaga Tradisi, Bernas Inovasi, Lambungkan Prestasi’.
Menurut Wakil Rektor IV UM, Prof Dr Ibrahim Bafadal MPd, arti dari ‘Jaga Tradisi’ sendiri merupakan semangat untuk terus menjaga kualitas calon pendidik dan tenaga kependidikan yang harus dikembangkan terus.
Kemudian untuk kalimat ‘Bernas Inovasi’ merupakan semangat untuk istiqomah menelorkan berbagai perubahan positif. Dan ‘Lambungkan Prestasi’, diharapkan mengangkat optimisme guna unggul di Asia dikenal di dunia. dah
