INSPIRASI : Heri Purnomo saat mengabdi dan pakaian digunakan untuk mengamen (duta.co/Andik Wijaya)

KEDIRI | duta.co -Sorotan publik atas jalan raya penuh lubang di wilayah Kabupaten Kediri, menjadikan tantangan tersendiri bagi salah satu warga ditemui di tengah panas terik sedang menambal aspal dengan uang hasil jerih payahnya sendiri.

Kita merasa salut, acara Car Free Day (CFD) digelar setiap Minggu di Kawasan Alun-Alun Pare, dijadikan sumber pemasukan dengan cara mengamen memakai pakaian Bubble Bee, salah satu tokoh dalam Film Transformer.

Pada Selasa siang cuaca sangat terik belum lagi udara dingin sesekali menerpa tubuhnya. Namun semua itu tidak dihiraukan dan lelaki tua ini tampak menambal sejumlah jalan berlubang di Jl. Raya Pelem, menghubungkan Kecamatan Plemahan dan Ibu Kota Kediri di Kecamatan Pare. Usai menambal beberapa lubang, akhirnya dia pun menepi untuk melepas lelah sesaat.

Dari perbincangan di tepi jalan, diketahui dia merupakan sosok mantan Kaur Pembangunan Pemerintah Desa Langenharjo Kecamatan Plemahan.

“Nama saya Heri Purnomo, mas. Sebenarnya sudah lama saya melakukan kegiatan menambal jalan ini sejak menjabat perangkat desa. Akhirnya saya melepaskan jabatan dan lebih fokus melakukan kegiatan ini,” tutur Heri Purnomo

Lalu darimana dia mendapatkan modal, sempat menundukkan kepala, Heri pun mengaku didapatkan dengan cara mengamen. Agenda CFD digelar tiap minggu, dijadikan moment untuk memakai kostum karakter mendapatkan sedekah dari pengunjung mencapai Rp. 200ribu.

“Paling sering memakai kostum Bubble Bee, salah satu tokoh pada Film Transformer, kadang berpakaian pahlawan tempo dulu dengan gaya mematung,” ungkapnya.

Sejumlah anak kecil yang mengajakanya berfoto, kemudian para orang tuannya memberikan sejumlah uang kemudian dikumpulkan untuk membeli bahan aspal coll mix pada salah satu perusahaan di Kabupaten Mojokerto. Dia pun mengaku tidak terhitung selama tiga tahun berlalu ini, berapa banyak lubang telah ditambal dari kedua tangannya.

“Sudah tidak terhitung jalan berlubang telah ditambal, terutama di sekitar Kecamatan Pare, Plemahan hingga Kecamatan Kunjang. Setiap ada waktu luang, saya selalu keliling jalan-jalan sambil melihat apakah ada jalan yang berlubang yang perlu ditambal. Terkadang ada laporan jalan yang rusak bahkan hingga ke wilayah Nganjuk dan Jombang,” ucapnya.

Sementara untuk menafkahi keluarganya, sebuah toko pracangan kecil menjual beragam kebutuhan bahan pokok, untuk kebutuhan tetangga merupakan sumber utama penghidupannya.  Heri kemudian mengaku, pada awalnya sempat dipersulit karena syarat membeli aspal cool mix  harus mempunyai badan usaha dan minimal 5 ton setiap kali pembelian, dimana harga 1 ton mencapai Rp. 1,3 juta.

“Namun setelah saya jelaskan aktivitas saya, akhirnya pemilik pabrik aspal memperbolehkan saya membeli berapapun meski tidak punya badan usaha dalam bentuk kemasan 30 kg. Hanya jalan berlubang sekitar diameter 50 cm yang saya tambal, kalau rusak lubang jalannya besar itu saya sampaikan ke Dinas PU,” ungkapnya.

Tujuan utama atas aksi ini, untuk mencegah terjadinya kecelakaan akibat banyak lubang di jalan raya, bahkan telah banyak merenggut nyawa. “Saya hanya berupaya mencegah seminimal mugkin agar kecelakaan akibat jalan berlubang sedikit berkurang,” ungkapnya.

Pada akhir perbincangan, dia pun juga bertutur, aktivitasnya didasari pesan dari kyai panutanny, agar selalu menyingkirkan duri dari jalan raya dan pahalanya sangat besar. “Carilah akhirat, dunia pasti ikut. Namun kalau mencari dunia belum tentu dapat akhirat,” ungkapnya. (and/nng)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry