SURABAYA | duta.co – Kabar, bahwa, salat Jumat besok (Jumat 17/4/2020) di Masjid Al-Akbar Surabaya ditiadakan, sudah ramai di media sosial. Ini menyusul kondisi Surabaya yang hampir merata dengan Covid-19. “Ya betul! Arahan dari Pemprov Jatim juga demikian. Ini demi menjaga keselamatan bersama,” demikian sumber duta.co di Masjid Al-Akbar Surabaya, Kamis (16/4/2020).

Dan, lanjutnya, pengurus Masjid Al-Akbar Surabaya sudah menerima arahan dari Pemerintah Provinsi sebagai institusi yang mengelola Masjid Al-Akbar. Surat tertanggal 14 April 2020, dengan memperhatikan penyebaran Covid-19 di Surabaya, sekaligus mencegah merebaknya wabah Covid-19, Sekretaris Daerah (Sekda) Prov Jatim, Dr Ir Heru Tjahjono MM menghimbau (untuk sementara) tidak melaksanakan salat Jumat, salat Tarawih, I’tikaf Lailatul Qodar dan salat Idul Fitri.

“Mengingat Surabaya telah ditetapkan sebagai zona merah penyebaran COVID-19, menghimbau agar sementara tidak menyelenggaran sholat Ju’mat, sholat taraweh, peringatan nuzulul Qur’an, sholat Idul Fitri di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, karena potensi tingkat penularan yang susah diprediksi dan mobilisasi jamaah Masjid yang sulit dibatasi,” demikian isi surat nomor 451/6164/012/1/2020 itu.

Surat Sekretaris Daerah (Sekda) Prov Jatim, Dr Ir Heru Tjahjono MM.

Kabar ini, memang, sudah ramai dibahas warganet di media sosial. Mayoritas bisa memahami himbauan ini, meski dirasa sangat berat, karena Masjid Al-Akbar Surabaya sudah dianggap sebagai icon (simbol kebanggaan) umat Islam Jawa Timur.

“Air mata tak kuasa dibendung, tetapi, ini kenyataan yang harus dijalankan. Pahit memang. Tapi mau apa lagi? Semoga saja masjid lain, seperti  Ampel Surabaya masih ada salat Jumat,” demikian tulis salah satu netizen.

Yang lain berharap, meski tidak adanya salat Jumat, salat tarawih serta salat Idul Fitri di Masjid Al-Akbar, semoga ini tidak mengendurkan semangat umat Islam untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. “Menghindari dari Covid-19 adalah harus, tetapi, jangan sampai menyurutkan langkah (meski sejengkal) untuk lebih dekat kepadaNya,” tulis yang lain.

Keterangan foto RIDHO duta.co

Selama wabah (Covid-19) ini, proses ibadah di Masjid Al-Akbar memang sudah dilaksanakan begitu ketat. Pengurus menerapkan 12 SOP (Standard Operating Procedure). Tidak ada jamaah yang lolos dari pantauan. Mereka (jamaah) semua menggunakan masker, menjaga jarak, cuci tangan, melewati bilik disinfektan, ‘ditembak’ suhu badan, bahkan prosesi salat Jumat pun berjalan lebih cepat, tidak seperti biasanya.

“Tetapi, siapa yang berani jamin semua aman? Dalam kondisi Surabaya yang merah total, maka, tutup sementara, adalah lebih baik ketimbang tertimpa risiko lebih besar,” jelas sumber duta.co.

Kalau ada jamaah kecewa, menangis, bisa dipahami. Karena bisa jadi, Masjid Al-Akbar selama ini sudah seperti rumah sendiri. Masjid ini memang memiliki banyak sentuhan menarik. Masjid yang dibangun 4 Agustus 1995 oleh Walikota Surabaya Soenarto Soemoprawiro, peletakan batu pertama Wapres Try Sutrisno dan diresmikan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), pada 10 November 2000 itu, terasa begitu teduh.

Masjid ini juga dihiasi ukiran dan kaligrafi yang dengan mudah bisa disaksikan. Begitu hendak memasuki masjid, pengunjung disambut 45 pintu ukir dari kayu jati. Di serambi ada pula bedug besar yang memiliko ciri khas karena diukir khusus.

Begitu pula dengan kentongan yang juga diletakkan di serambi depan masjid. Ornamen atas tak kalah gagah. Ada kaligrafi Alquran sepanjang 180 meter dengan lebar 1 meter.

Masjid berdiri di atas tanah seluas 11,2 hektar. Memiliki luas bangunan 28.509 m2 dengan kapasitas 36.000 jamaah, berlokasi di kawasan Pagesangan Surabaya Selatan, tepatnya di tepi jalan tol Surabaya-Malang. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry