Tim RSTKA saat pamit ke Dekan FK Unair, Prof Budi Santoso (depan dua dari kanan) untuk melaksanakan misi ke NTB dan NTT, Rabu (10/5/2023). DUTA/ist

Misi Lakukan Skrining Penyakit Jantung Bawaan

SURABAYA |  duta.co – Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) akan berlayar ke dua pulau sekaligus pada Rabu (10/5/2023). Dua pulau itu Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Misi pertama di 2023 ini akan berlangsung hingga akhir Desember. Ada 32 kabupaten yang menjadi tujuan pelayaran ini dengan membawa tujuh dokter umum, dokter PPDS sebanyak tujuh orang dan satu dokter spesialis THT (telinga hidung tenggorokan) untuk tahap awal.

Untuk misi kali ini, tim RSTKA akan fokus pada skrining penyakit jantung bawaan, penanganan stunting serta edukasi pencegahan tingginya angka kematian ibu dan bayi.

Untuk melakukan pelayaran ini, kata Direktur RSTKA, dr Agus Harianto membutuhkan dana sekitar Rp 11 miliar. Namun hingga kini masih Rp 2 miliar yang sudah siap.

“Tapi kita tidak patah semangat. Sambil jalan, kita akan terus berusaha memenuhi Rp 11 miliar ini,” kata dr Agus usai bertemu Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), Prof Budi Santoso, Rabu (10/5/2023).

Dana sebesar itu kata dr Agus, untuk membeli alat-alat kesehatan yang dibutuhkan terutama untuk skrining penyakit jantung bawaan. “Kita percaya akan ada sesuatu yang baik dari niat yang baik,” ungkapnya.

Dekan FK Unair, Prof Bus, panggilan Budi Santoso mengapresiasi niat baik seluruh tim RSTKA. Prof Bus mengaku FK Unair mendukung semua misi yang dilakukan.

“Memang bukan dukungan dana karena kami tidak mampu. Tapi SDM kami siapkan kalau dibutuhkan. Mahasiswa PPDS yang mau lulus, kita salurkan untuk terlibat. Bahkan dokter spesialis, staf FK Unair juga kami kirimkan kalau dibutuhkan,” jelasnya.

Angka Penderita Jantung Bawaan Tinggi

RSTKA memang di tahun ini fokus pada skrining penyakit jantung bawaan. Karena di dua provinsi itu angka penderita penyakit jantung bawaan itu sangat tinggi.

Dikatakan dr Agus, dengan melakukan skrining penyakit ini nantinya bisa dipetakan mana pasien yang hanya butuh pengobatan dengan obat-obatan dan pasien yang membutuhkan penanganan dengan operasi.

“Sehingga pasien bisa mendapatkan penanganan dengan baik sehingga mereka nantinya bisa memiliki kualitas hidup yang baik pula,” tuturnya.

Nantinya, ketika pasien di sana membutuhkan penanganan dengan operasi, maka tim RSTKA akan segera merujuknya ke RSU dr Soetomo Surabaya.

Karena di RSU dr Soetomo, penanganan untuk penyakit ini sangat canggih dan kecanggihan itu nantinya juga bisa berguna dan bermanfaat bagi anak- anak di kepulauan di Indonesia Timur. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry