JAKARTA | duta.co – RS Abdi Waluyo, melakukan terobosan baru. Salah satu penyedia layanan kesehatan terkemuka di Indonesia ini, kini memasang Naeotom Alpha, photon-counting CT pertama di dunia. Sistem ini dikembangkan oleh Siemens Healthineers, Naeotom Alpha.

Ini merupakan sistem pencitraan medis revolusioner yang menawarkan gambar beresolusi tinggi dengan menggunakan dosis radiasi yang minimum, memberikan informasi spektral di setiap pindaian, dan meningkatkan kontras dengan tingkat noise (gangguan) yang rendah.

Pemasangan Naeotom Alpha merupakan pencapaian penting dalam pencitraan medis secara global, dan juga di Indonesia. Implikasi dari inovasi Siemens Healthineers ini akan menjangkau pasien dan dokter secara luas dan dapat membawa perubahan besar pada kinerja pencitraan CT scan.

Hal ini meningkatkan nilai klinis guna tercapainya diagnosa yang cepat dan andal dengan cara meningkatkan kualitas gambar, di mana hal ini dapat meningkatkan akurasi dan kepastian bagi dokter dan pasien.

“Kami sangat senang menjadi rumah sakit pertama di Asia Tenggara yang memiliki Naeotom Alpha. Dengan teknologi yang revolusioner ini, kami akan menyaksikan kehebatan inovasi untuk mengubah segala kemungkinan menjadi kenyataan, serta membentuk masa depan layanan kesehatan di Indonesia,” kata Direktur RS Abdi Waluyo, Dr Prasetyo Andriono SpJP dalam rilisnya yang diterima duta.co (30/5/2023).

“Teknologi mutakhir ini akan membantu kami dalam memberikan perawatan tertinggi pada pasien kami, memampukan kami mendeteksi dan mendiagnosa penyakit lebih dini dengan akurasi yang jauh lebih tinggi,” tambahnya.

Naeotom Alpha merupakan sebuah lompatan besar yang mendefinisikan ulang seberapa tinggi resolusi yang dapat digunakan dalam pencitraan CT scan. Ini merupakan perubahan besar dalam perbandingan dosis dan kualitas gambar; menawarkan tingkat detail yang tidak pernah ada sebelumnya, namun dengan dosis tetap seminimal mungkin.

Naeotom Alpha menggunakan kristal telluride kadmium dalam detektor CT-nya yang mengubah foton sinar-X secara langsung menjadi sinyal listrik, tanpa terlebih dahulu mengubahnya menjadi cahaya seperti yang dilakukan pada pencitraan CT konvensional.

Hal ini akan mengatasi hilangnya informasi dari detektor pengintegrasian energi standar yang digunakan dalam sistem CT konvensional, dan menghasilkan gambar yang lebih tajam, jelas, dan detail tanpa memerlukan dosis radiasi yang lebih tinggi.

“Sebagai spesialis radiologi, saya selalu mengupayakan diagnosis yang akurat dan presisi. Kemampuan photon- counting CT untuk mendeteksi perubahan pada kepadatan dan komposisi jaringan yang halus dapat membantu kami tidak hanya dalam menemukan penyakit tetapi juga mencirikan penyakitnya. Dengan mendeteksi dan mengukur energi masing-masing foton, photon-counting CT memberikan hasil dengan sensitivitas dan spesifisitas yang tidak tertandingi CT scan pada umumnya,” kata dokter spesialis radiologi di RS Abdi Waluyo, dr Sahat Matondang SpRad(K).

“Kami sangat bangga karena bisa menyediakan dan memasang Naeotom Alpha di RS Abdi Waluyo. Ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk menyediakan akses ke teknologi medis terbaru. Dengan kualitas gambar yang luar biasa, dosis radiasi yang rendah serta fitur yang canggih, Naeotom Alpha siap untuk merevolusi pencitraan CT dan meningkatkan hasil pemeriksaan bagi pasien. Kami berharap dapat bermitra dengan lebih banyak lagi penyedia layanan kesehatan di Indonesia untuk menghadirkan teknologi inovatif ini kepada pasien yang membutuhkan,” ujar Country Head of Siemens Healthineers Indonesia, Alfred Fahringer. (ep)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry