SURABAYA | duta.co – Elektabilitas pasangan Capres – Cawapres Prabowo – Gibran terus terus mengalami tren positif. Hal itu terlihat dari survey terbaru The Republic Institute pada periode 3 – 12 November 2023.

Peneliti utama The Republic Institute Sufyanto memaparkan, secara berurutan elektabilitas Prabowo – Gibran berada di angka 44,1 persen. Sementara pasangan Ganjur – Mahfud sebesar 27,2 persen dan pasangan Anies – Muhaimin 25,2 persen.

“Dengan tren kenaikan yang bisa dipertahankan hingga Februari mendatang, potensi untuk menang satu putaran. Dengan catatan, setiap bulan terjadi kenaikan tren untuk pasangan Prabowo – Gibran sebesar 3 persen,” ujar Sufyanto, Senin (27/11/2023).

Berdasarkan survey tersebut, Sufyanto juga membeberkan bahwa rangkaian peristiwa politik menjelang pendaftaran capres – cawapres tidak terlalu berdampak. Seperti putusan MK yang dianggap sangat kontroversial, ternyata dipahami masyarakat santai saja. Bahkan ketika Gibran Rakabuming Raka yang selalu menjadi pihak tertuduh dan kemudian terpilih sebagai Cawapres mendampingi Prabowo Subianto justru mengalami kenaikan elektabilitas yang cukup tinggi.

“Suara-suara kritis tentang respon pada keputusan MK tersebut hanya menjadi perhatian sebagian kecil masyarakat. Mereka adalah kelompok kritis dan rasional,” ujar Sufyanto.

Sedangkan pasangan Ganjar-Mahfud terus mengalami tren negatif atas penurunan elektabilitasnya. Fenomena ini tertangkap oleh data-data riset, karena belum solidnya dukungan pilihan dari partai pengusung yaitu PDIP, Hanura, PPP dan Perindo. Kedua, pilihan politik yang diambil PDI-P yakni pasangan Ganjar-Mahfud telah berhadap-hadapan dengan berbagai kebijakan Presiden Joko Widodo. Kondisi ini telah membangun sentimen negatif bagi para loyalis dan simpatisan Presiden Jokowi.

Alasan lain yang memperkuat elektabilitas Prabowo – Gibran adalah solidnya dukungan pemilih dari masing-masing partai pengusung. Sementara dukungan ke pasangan Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin terbaca mengalami fluktuasi dari pemilihnya sendiri.

Solidnya pemilih dari partai pengusung Prabowo – Gibran disebutnya sangat konsisten. Di antaranya ialah pemilih Partai Gerindra 77,1% memilih Prabowo – Gibran, pemilih Partai Demokrat 75,2%, pemilih Partai Golkar 70,5%, dan PAN 64,9%.

“Yang menarik adalah dukungan dari pemilih Partai Demokrat. Meski baru bergabung di koalisi Indonesia Maju setelah meninggalkan Anies, soliditas pemilihnya cukup kuat,” ujar Sufyanto.

Sementara itu, pilihan pemilih partai pada pasangan Ganjar-Mahfud tercatat dari PDIP (79,7%); PPP (56,9%); Hanura (33,3%); dan Perindo (66,7%). Kemudian, pilihan pemilih partai pada pasangan Anies-Muhaimin, Nasdem (67,7%); PKB (63,3%); dan PKS (77,1%).

“Meskipun Partai Demokrat telah mengubah haluan dari awalnya mendukung Anies ke Prabowo, dukungan dari pemilih Partai Demokrat ke Prabowo – Gibran tetap solid,” jelas Sufyanto.

Hal itu juga yang menjadi alasan elektabilitas Partai Demokrat stabil bahkan menguat. Pada periode survey yang sama, lanjut Sufyanto, Demokrat masuk dalam tiga besar dari 18 partai politik dengan elektabilitas sebesar 11,5 persen. Sedangkan PDI Perjuangan tetap berada di peringkat pertama dengan elektabilitas 21 persen dan Gerindra di peringkat kedua dengan elektabilitas 16,7 persen.

“Selain karena solidnya dukungan pemilih Demokrat, peran Presiden ke-6 SBY sangat signifikan. SBY terus melakukan penguatan dengan turun langsung untuk pemenangan partai sekaligus menggalang dukungan untuk Prabowo – Gibran,” pungkas Sufyanto. Zal

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry