PPKM : dr. Bambang Triono, Plt. Kadinkes Kabupaten Kediri (Kintan Kinari Astuti/duta.co)

KEDIRI|duta.co – Ditemui usai rapat terbatas terkait evaluasi PPKM Mikro bersama Wakil Bupati Kediri, Dewi Mariya Ulfa, Plt. Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Kediri, dr. Bambang Triono memberikan catatan pentin tentang penurunan bermakna dan peningkatan angka kesembuhan. Apresiasi diberikan kepada kalangan Polri, TNI dan Satpol PP gencar melakukan Operasi Yustisi, agar masyarakat patuh menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Sosok dr. Bambang memang dikenal ramah dan mudah berkomunikasi dengan awak media meski ditengah kesibukan atas tanggung jawab yang diberikan kepadanya. “Jadi ada beberapa hal yang terus dieveluasi setiap minggu. Yang pertama adalah pergerakan kasus covid sampai dengan akhir Minggu kemudian dilakukan evaluasi setiap selasa. Trend kasus baru, jumlah meninggal dan pasien sembuh harus bisa digambarkan dalam bentuk grafik,” terangnya, ditemui di ruang kerjanya, Selasa (09/03)

Catatan kedua, terkait pendirian Posko Covid-19 di setiap desa, terbukti mampu menekan jumlah penyebaran seiring dengan diterapkan PPKM skala mikro. “Catatan yang ketiga, tentunya didukung penggunaan Anggaran Dana Desa (ADD), jadi ini untuk memback-up segala kebutuhan di tingkat desa hingga RT. Jadi tiga hal itu yang, kami jadikan evaluasi dari minggu ke minggu,” jelasnya.

Setahun berlalu wabah pandemi, jika sekarang Kabupaten Kediri masih berstatus Zona Oranye tentunya sama dengan 22 kota kabupaten lainnya di Jawa Timur. Sementara 16 daerah lainnya telah menjadi Zona Kuning. “Memang ada 14 indikator untuk mencapai zona tertentu, jadi tidak hanya satu indicator saja. Karena kasusnya banyak, belum tentu karena jumlah meninggal, bisa faktor epidemiologi, faktor surveilan dan faktor plans kesehatan,” ungkapnya.

Dari ketiga faktor tersebut, dilaporkan ke pemerintah pusat setiap hari berupa kasus baru, pasien sembuh dan jumlah yang meninggal akhirnya keluar dan penetapan zona. “Yang bisa kita upayakan sementara ini PPKM, adanya penurunan bermakna dari kasus, lalu ada peningkatan kesembuhan. Harapan kami terjadi peningkatan kedisiplinan masyarakat. Diinisiasi TNI Polri dan Satpol PP. Sehingga masyarakat mulai paham protokol kesehatan harus dijalankan untuk menekan laju Covid-19,” kata dr. Bambang.

Sejauh ini Dinkes terus melakukan Testing, Tracing dan Treatment, menurutnya, saat mulai muncul kasus segera ditindaklanjuti. “Startnya ada kasus kita lakukan tracing ke sekitarnya, kita lakukan testing dan itu mulai dari sejak awal pandemi kita laksanakan, kemudian treatment. Sarana prasarana tiga rumah sakit rujukan dan delapan rumah sakit darurat, termasuk RS. Nur Aini di Pare, kini jumlah huniannya mulai turun. Seperti akhir tahun lalu mencapai 100% hunian, Sekarang terisi hanya 50%,” terangnya.

Didukung peralatan PCR Swab yang mampu melakukan satu kali pemeriksaan mencapai 98 dan bisa dimaksimalkan hingga tiga kali lipat. Kemudian Swab Antigen sudah bisa dilaksanakan di semua Faskes, pada akhirnya cara msyarakat untuk melakukan adaptasi dengan Covid. “Gebrakan kita selama ini rumah sakit darurat, bukan hanya untuk tempat istirahat namun juga penanganan medis dan ini mendapatkan apresiasi dari pemerintah provinsi,” imbuh dr. Bambang. (kin/nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry