DEMO: Sejumlah ibu-ibu demo menuntut pencabutan izin pabrik Semen Rembang. (duta.co/dok)
DEMO: Sejumlah ibu-ibu demo menuntut pencabutan izin pabrik Semen Rembang. (duta.co/tempo)

SEMARANG|duta.co – Massa yang tidak setuju atas pembangunan pabrik PT Semen Indonesia di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah diminta untuk menahan diri, di tengah proses hukum yang sedang berlangsung. Jika massa penolak pembangunan pabrik semen tidak bisa mengendalikan diri, persoalan penolakan terhadap pabrik tersebut akan semakin melebar dan mengganggu iklim investasi di negeri ini.

Guru Besar Ekonomi Universitas Diponegoro (Undip), FX Sugianto menanggapi aksi penyegelan dan pemblokiran akses pabrik semen Rembang, oleh massa ‘kontra’. Apa yang dilakukan massa yang kontra tersebut menurut dia, berbahaya bagi iklim investasi di Indonesia. “Investor akan gampang lari dari negeri ini, kalau sedikit- sedikit demo,” tegasnya, di Semarang.

Tindakan penyegelan dan pemblokiran akses menuju pabrik semen, di wilayah Kecamatan Gunem, Jumat (11/2/2017), menunjukkan warga tidak bisa menahan diri. Dalam alam demokrasi, proses hukum yang sedang berjalan harus bisa dihormati bersama. Jangan hanya atas nama kepentingan yang tidak dijalankan lantas melakukan tindakan seperti ini.

Ia pun mengimbau warga tidak memaksakan kehendaknya dengan menyegel dan menutup akses menuju lokasi pabrik. “Namun proses yang sedang berlangsung juga dihormati,” katanya.

Dibenarkan Ketua Laboratorium Pengembangan Ekonomi Regional dan Perkotaan Fakultas Ekonomi Undip, Nugroho SBM, yang dikonfirmasi terpisah. Menurutnya, pemerintah harus menjaga kepastian usaha atas investasi yang telah dikucurkan untuk Pabrik Semen Rembang harus terhenti karena keinginan sebagian kecil pihak.

“Kalau dari sisi perizinan sekarang sudah tidak ada persoalan, seharusnya Pabrik Rembang ini sudah bisa dilanjutkan, sesuai tahap yang telah direncanakan,” katanya. (imm)

 

 

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry