Fajar Annas Susanto, M.Kom – Dosen Sistem Informasi
Aunurrahman (2013), mengemukakan bahwa model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
Dan juga berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Guru dalam hal ini ada dosen sebagai pengajar perkuliahan di perguruan tinggi.
Dosen sebagai pengajar di perguruan tinggi juga mempunyai batasan, seperti waktu, tenaga dan pikiran, sedangkan mahasiswa selalu mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.
Maka dari itu dibutuhkan media untuk menyimpan video mengajar dosen di ruang kelas ataupun hanya video materi ajar yang diberikan kepada mahasiswa.
Dikarenakan kemampuan mahasiswa dalam menyerap materi kuliah dan mencapai tujuan belajar yang dipaparkan dosen pengajar berbeda-beda dan keterbatasan waktu dalam mengulang materi kuliah.
Hal itu membuat mahasiswa kesulitan memahami dengan baik, maka dari itu dibuatlah video pembelajaran yang kontennya mengenai materi ajar dosen disertai dengan video rekaman dosen pada saat mengajar.
Model video pembelajaran ini merupakan salah satu contoh dari penerapan Self-Paced Learning dan bagian dari Blended Learning.
Secara etimologi istilah blended learning terdiri dari dua kata yaitu blended dan learning.
Kata blended berarti campuran atau bauran, bersama untuk meningkatkan kualitas agar bertambah baik (Collins Dictionary) atau formula suatu penyelarasan kombinasi atau perpaduan (Oxford English Dictionary), sedangkan learning memiliki makna belajar.
Dengan demikian blended learning berarti pola pembelajaran yang mengandung unsur percampuran, atau penggabungan antara satu pola dengan pola yang lainnya.
Elenena (2006) menyampaikan bahwa blended learning menggabungkan dua unsur utama, yakni pembelajaran di kelas (class room lesson) dengan online learning.
Model pembelajaran blended learning bertujuan untuk mencapai pembelajaran yang efektif, pembelajaran online dan face to face secara online-realtime atau online-tidak realtime.
Penerapan model pembelajaran blended secara lebih luas selayaknya didukung dengan berbagai penelitian, sehingga persentase masing-masing model pembelajaran dapat diketahui.
Blended learning memberikan kesempatan yang terbaik untuk belajar dari kelas transisi ke elearning. Blended learning melibatkan kelas (atau tatap muka) dan belajar online (e-learning).
Metode ini sangat efektif untuk menambah efisiensi untuk kelas instruksi dan memungkinkan peningkatan diskusi atau meninjau informasi di luar ruang kelas.
Dengan adanya video pembelajaran yang disimpan di situs berbagi video, diharapkan mahasiswa bisa menonton video tersebut berkali-kali sampai bisa memahami materi di dalam video tersebut.
Self-Paced Learning, mengombinasikan pembelajaran konvensional dengan pembelajaran mandiri (self-paced learning) yang memungkinkan pembelajar belajar kapan saja dan di mana saja.
Dalam hal ini dengan menggunakan berbagai bahan belajar yang dirancang khusus untuk belajar mandiri baik yang bersifat text- based maupun multimedia-based (video, animasi, simulasi, gambar, audio, atau kombinasi dari kesemuanya).
Selain video materi pembelajaran yang ada dan diupload ke situs berbagi video tersebut, disisipkan juga tugas-tugas untuk dikerjakan dan dikumpulkan oleh mahasiswa kelas yang bersangkutan, baik itu secara individu ataupun kelompok.
Hal ini dilakukan sebagai penanda kalau mahasiwa sudah menonton video pembelajaran yang sudah disimpan di situs berbagi video tersebut. *