Kantor BPN Ngawi  (duta.co/miftah)

NGAWI | duta.co – Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) kantor BPN Ngawi  mengakui adanya alokasi anggaran diperuntukan dalam kegiatan pengumpulan data yuridis (Puldadis).

Murtoyo selaku PPK program PTSL kantor BPN setempat dalam hal ini mengatakan, bahwa memang ada alokasi anggaran untuk kegiatan Puldadis tersebut.

“Untuk kegiatan itu dari Desa ada dua petugas masuk dalam tim dan itu resmi. Kades selaku anggota ajudikasi, satu orang lainnya dari Sekdes, Kaur, atau Kasun sebagai anggota bagian pengumpul data yuridis. Itu memang resmi ada anggarannya. Untuk tim perorang dibagian Puldadis dianggarakan Rp 10 ribu per bidangnya. Kalau untuk Kades yang masuk dalam tim ajudikasi saya lupa berapa,” terang Murtoyo.

Lebih lanjut, bila menilik pada Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan Lembaga Kebijakan Pengadaan barang/jasa Pemerintah (Sirup LKPP) Provinsi Jawa Timur. Kantor BPN Ngawi, untuk pelaksanaan kegiatan PTSL 2019 lalu itu artinya sudah terealisasi semua.

” Semuanya sudah terealisasi, bahkan kita sudah diperiksa pihak BPK dan Inspektorat,” ujar Murtoyo singkat.(27/1)

Terkait hal ini, ada hal menarik yang menyita perhatian publik dalam pengadaan barang/jasa tahun 2019, kantor BPN Ngawi yang tertuang dalam Sirup LKPP. Salah satunya, belanja bahan, kode RUP. 19999624, dengan total pagu anggaran Rp 162.000.000, pengadaan langsung, dengan volume pekerjaan untuk 20 ribu paket, spesifikasi pekerjaan belanja bahan lapang meliputi jaket, sepatu, topi, jaket dan lainnya.

” Untuk serapan anggaran kita mengikuti fisik. Misalnya fisik selesai 20 persen, kemudian pengajuan penyerapan kita 30 persen itu tidak bisa, harus disesuaikan kebutuhan,” terangnya lagi.

Namun, realitas dilapangan untuk panitia/pokmas PTSL Desa diwilayah Kecamatan Kwadungan, dan Kecamatan Pangkur, mengenai seragam untuk kegiatan PTSL tersebut membeli sendiri, dan tidak ada bantuan dari kantor BPN Ngawi setempat. Seperti yang dikatakan Kasun dan Kades Desa Kecamatan Pangkur dan Kwadungan.

” Untuk seragam kegiatan PTSL di Desa, kita membeli sendiri dan tidak ada bantuan dari pihak kantor BPN Ngawi. Meskipun informasi pengadaan barang/jasa tersebut mencapai 20 ribu paket hanya untuk tim dari kantor BPN saja. Padahal tim dari kantor BPN Ngawi sendiri personilnya dapat dihitung dengan jari, yang kadang datang ke lokasi dan kadang tidak,” beber Parmin (55) Kasun salah satu Desa wilayah Kecamatan Kwadungan. Mif

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry