PEMIJAHAN: Kolam pemijahan yang dilakukan dan dikembangkan di BBI Penataan Dinas Perikanan Kabupaten Pasuruan. (duta/abdul aziz)

PASURUAN | duta.co -Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan, Jatim, melalui Dinas Perikanan mengubah teknologi pemijahan nila dari kolam tanah ke kolam beton alias Mina Katon. Upaya itu terus dilakukan dan dikembangkan guna meningkatkan produksi benih ikan nila hingga mencapai target 10.800.000 ekor dalam setahunnya.

Pemijahan ini dikembangkan di UPTD BBI (Balai Benih Ikan) Penataan Dinas Perikanan Kabupaten Pasuruan dan terbukti berhasil meningkatkan produktifitas benih unggul hingga 60%.

“Pada awalnya semua kegiatan produksi benih nila menggunakan kolam tanah seluas 300 meter persegi,” papar Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pasuruan, Slamet, pada wartawan, Minggu (1/4/2018).

Menurut Slamet, persoalannya banyak kendala yang dihadapi, mulai dari penanganan induk dan benih, kolam yang banyak terjadi kebocoran, tanah yang terlalu phorous serta waktu panen yang terlalu lama dikarenakan kolam terlalu luas.

“Kondisi kolam BBI yang ada umumnya terbuat dari tanah sangat berpengaruh pada rendahnya produktifitas benih ikan nila,” terangnya.

Selain itu, lanjut Slamet, juga tidak sebanding dengan besarnya tenaga operasional yang dikeluarkan. Untuk itu, pihaknya telah merubah teknologi dari kolam tanah menjadi beton. Sebelum mengetahui hasilnya, UPTD BBI Penataan terlebih dulu melakukan uji coba pemijahan nila di kolam beton berukuran 3 x 6 meter sejak tahun 2013 lalu, hasilnya cukup signifikan.

Selanjutnya pada tahun 2014 sebanyak 18 unit kolam berukuran 4×8 meter juga dibangun. Produksi benih ikan nila mulai meningkat hingga dibangun kolam pemijahan sebanyak 22 unit kolam beton ukuran 4×8 meter.

“Peningkatan produktifitasnya luar biasa sampai 60%. Contohnya saja satu ekor induk betina bisa menghasilkan larva 666 ekor dari sebelumnya hanya 416 ekor larva saja, dan keunggulan lainnya,” beber dia.

Keunggulan yang dimaksud Slamet, diantaranya penggunaan lahan lebih efisien, penggunaan air lebih hemat, kolam mudah di kontrol dan dibersihkan, penggunaan pakan juga lebih terkontrol. Selain itu, tenaga lebih efisien, serta kebugaran larva dan induk lebih terjaga. Tak hanya itu juga tingkat kebersihan kolam lebih terjaga serta tak lalui proses rumit lainnya.

“Kematian induk dan benih bisa diminimalisir dan relatif lebih aman dari serangan hama/predator. Suhu dan kualitas air lebih mudah dikendalikan. Karenanya, teknologi mina maton ini akan terus kami laksanakan demi dapat mencapai target benih ikan nila sampai 10.800.000 bibit nila, baik nila hitam maupun merah,” tutup Slamet. (dul)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry