Dokter Puskesmas Krian, dr Amroh Mustaidah, penanggung jawab jaga, dan dr. Eko Budiyanto, PLT. Kepala TU saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu, (2/4/22). (FT/Dok.Duta/LOETFI)

SIDOARJO | duta.co – Menanggapi viralnya unggahan atas penanganan Puskesmas yang mengakibatkan pasien meninggal dunia atas nama Fitria Ningsih di Puskesmas Krian, Kepala Puskesmas Krian, dr. Titik Sri Harsasih, melalui dr. Amroh Mustaidah, penanggung jawab jaga dan dr. Eko Budiyanto, Plt. Kepala TU, angkat bicara.

Kepada duta.co, Sabtu, (2/4/22), dr. Amroh Mustaidah menjelaskan kronologi penanganan hingga viral di media. Pihaknya telah melakukan tindakan pelayanan kesehatan sesuai SOP (Standard Operating Procedure).

“Awalnya itu tidak seperti yang diberitakan di Medsos. Jadi masih kooperatif. Pasien masih bisa diajak ngomong. Masih bisa ditanyain mana yang sakit mana yang tidak. Terus dengan berjalannya waktu kita sudah memberikan semua perawatan sesuai SOP, tanpa mendaftar terlebih dahulu. Karena kedatangannya selain urgent ke UGD jam 05.00 WIB, kan loket masih belum buka dan masih dicover oleh UGD,” terang dr. Amroh.

Lebih jelas, dr. Amroh menceritakan, penanganan masih berjalan, obat-obat masih diberikan, tindakan sudah diberikan, dan pihaknya sudah memaklumi. Tapi keluarga pasien yang datang saat itu bapak dan anak, yang mana bapaknya sudah memberikan fasilitas persetujuan untuk memberikan tindakan.

“Kemudian beberapa saat dinilai tidak ada kemajuan yang baik (si pasien), jadi si bapak dipanggil selaku keluarga yang bertanggung jawab untuk tanda tangan menolak dirujuk dan sudah ditanda tangani,” terang dr. Amroh.

“Sudah ada info konfirmnya ke kami, jadi ya sudah, kami sudah menjalankan sesuai dengan aturan. Setelah ditandatangani si bapak ini, ya Nyuwun sewu (permisi) mencari dana untuk bisa keluar. Karena si pasien ini bukan warga Sidoarjo, jadi tidak ada fasilitas yang ada di Sidoarjo selaku warga free , dan juga tidak punya BPJS. Nah seperti itu mau tidak mau kita harus menunggu,” tambahnya.

“Terkait yang dikeluhkan mencabut selang oksigen, itu tadi kan sudah saya jelaskan di awal sedang baik-baik saja. Dan saat itu sedang kooperatif, jadi rencananya itu karena sudah membaik mau dimasukkan ke ruangan. Karena mohon maaf Puskesmas fasilitas oksigen tidak ada di ruangan. Nah karena sudah mulai membaik, kami uji coba dilepas dan menunggu bapaknya datang,” jelas dokter perempuan selaku penanggung jawab jaga saat itu.

Dokter penanggung jawab jaga tersebut juga menegaskan, pembayaran loket dan administrasi sebesar Rp35 ribu bukan biaya oksigen. “Dan bukan karena tidak bisa bayar terus dicabut oksigen (seperti) yang diberitakan,” tegasnya

“Harapan saya terkait kejadian dan viralnya di Medsos, kami selaku Nakes diberitakan sesuai kejadian yang sebenarnya. Tidak ditambahi dan dikurangi. Karena kita selama bekerja di puskesmas selalu berpedoman kepada SOP. Yang kedua jangan mendengar dari sepihak jadi perlu konfirmasi kejadian yang sesungguhnya. Ketiga semoga masalah ini cepat selesai dan tidak menimbulkan polemik di masyarakat,” harapnya.

Senada, dr. Eko Budiyanto mengatakan, sebagai Plt. KTU Puskesmas Krian, setelah kejadian tersebut ia melakukan konfirmasi pada penjaga pasien. Awal yang jaga malam terus operan jaga pagi, ternyata memang pasien itu sebenarnya memang keluhannya agak berat. Artinya sesak, nyeri perut kanan, kemudian ada cairan di perutnya.

“Nah dari petugas jaga malamnya (nama) mbak Sriatun, dari data pasien itu datang bersama suami sama anaknya. Kemudian kita lakukan terapi, untuk kegawatdaruratan termasuk pasang oksigen, kemudian dipasang infus,” papar dr. Eko.

“Kemudian pasien ini keluhannya berat dan harus dirujuk ke RS. Itu sudah diulang-ulang. Beliau mengatakan belum mau dirujuk, kemungkinan kesulitan biaya. Suaminya juga mengatakan pada pasiennya, gimana bu apa mau di rujuk? Dan dijawablah tidak usah pak, biar di sini dulu. Setelah itu petugas jaga malam mbak Sriatun mengatakan ya sudah pak kita tangani disini dulu, tetapi bapak tandatangan ya untuk menolak dirujuk. Nah itu dituangkan di rekamedis,” ungkap Eko.

Sementara, Kepala Puskesmas Krian, dr. Titik Sri Harsasih, melalui telepon selulernya menjelaskan, bahwa pihaknya telah melakukan tindakan pelayanan kesehatan sesuai SOP(Standard Operating Procedure). Hal ini sesuai yang dijelaskan oleh dokter Amroh selaku penanggung jawab jaga dan yang menangani pasien saat itu.

“Harapan saya, itu kan kejadian tidak seperti yang diberitakan viral dan sangat menyudutkan Puskesmas. Namun lebih baik dia juga klarifikasi di media sosial. Terkait karena kurang fahamnya dia selaku keluarga pasien, apa yang dilakukan petugas kesehatan kepada (almh) ibunya,” tutur dr. Titik. (loe)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry