MONEV : Komisi C saat melakukan sidak terhadap tim gugus tugas (istimewa/duta.co)

KEDIRI|duta.co – Mengaku miris saat dirinya mengetahui penggunaan anggaran Pemerintah Kota Kediri dalam pencegahan dan penanganan penyebaran Virus Covid-19. Bagaimana tidak, ucap Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Kediri, H. Ashari, SE kemudian membeberkan temuannya selama beberapa hari melakukan monitoring dan evaluasi. Anggaran dalam penyiapan ruang isolasi di bekas RSUD Gambiran lama menyerap dana tidak kurang dari Rp 7 miliar.

Dimana total anggaran itu dibagi pada dua satuan kerja yaitu Dinas Kesehatan dan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR). Ruang isolasi yang direncanakan sejumlah 40 kamar, dengan total menyediakan 80 tempat tidur. Adapun untuk perbaikan ruangan yang dilakukan pihak PUPR, membutuhkan anggaran Rp. 1,7miliar. “Padahal pekerjaan yang dilakukan hanya pembersihan dan pengecatan ruangan, penggantian beberapa keramik ruangan serta pembenahan alat-alat yang ada di toilet seperti mengganti kran air,” ucap Ashari, dikonfirmasi Jumat (08/05)

Lalu anggota dewan dari Partai Demokrat ini mengungkapkan jika Graha Wijaya Kusuma berada di RSUD Gambiran Lama ini, terhitung bangunan baru. “Masak untuk bangunan baru, untuk pekerjaan seperti ini saja membutuhkan anggaran sebesar itu? Apa tidak keterlaluan ini,” ucapnya sambil menunjukkan hasil kunjungan lapangan Komisi C DPRD.

Nampak pula pada saat kunjungan tersebut kamar – kamar masih kosong, belum ada tempat tidur, penyekat kamar dan alat kesehatan. Selain itu pada kunjungan tersebut juga ditengarahi adanya dobel anggaran pada pengadaan alat kesehatan. Yang mana dalam membuat ruang isolasi Covid 19 dialokasikan anggaran Rp. 4,5 miliar dari 6 miliar yang direncanakan. “Padahal sebelum adanya Pandemi Covid 19 ini, RS Gambiran lama akan difungsikan kembali menjadi Rumah Sakit Kilisuci type C bersumber anggaran APBD,” terangnya.

Temuan Dobel Anggaran di RSUD Gambiran Lama

MONEV : Komisi C saat melakukan sidak bangunan RSUD Gambiran Lama (istimewa/duta.co)

Memang, sebagian anggaran sudah dialokasikan untuk pengadaan alat kesehatan diantaranya 50 bed tempat tidur. Dari tinjau lapangannya, saat ini dalam rencana pengadaan alat kesehatan guna membuat ruang isolasi juga dianggarkan hal yang sama. “Kami akan meminta penjelasan terkait hal ini melalui komisi C. Selain itu kami juga mendorong diadakan pansus dengan Tim Gugus Tugas Pemerintah Kota Kediri. Guna mengetahui segala upaya dalam penanganan pandemi ini,” terang Pak Raden sapaan akrabnya.

Kemudian perlu diketahui, selain anggaran di atas, pemerintah kota juga menganggarkan dana sebesar Rp. 9 miliar pada Dinas Kesehatan sebagai upaya preventif pencegahan Covid-19. “Alokasi anggaran itu lebih banyak dipergunakan untuk penyemprotan, sosialisasi kepada masyarakat dan pembagian masker. Tetapi kenyataan di lapangan sampai hari ini kegiatan itu tidak tampak. Upaya itu lebih banyak dilakukan oleh masyarakat secara swadaya,” terangnya.

Ada apa ini? Menanggapi hal tersebut, menurut Pak Raden Demokrat, “Apa yang mereka lakukan di lapangan praktis tidak ada. Akibat dari itu semua jumlah kasus Covid di Kota Kediri terus bertambah, perlu bukti apalagi. kami menganggap apa yang saya khawatirkan dulu bahwa ada berkah di balik musibah mungkin ini terjadi. Tapi kami tidak akan lelah untuk mengawasinya,” tegasnya. (nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry