ANTUSIAS: Warga Ponorogo antusias menyaksikan langsung gerhana matahari cincin yang berlangsung Kamis (26/12) siang kemarin. DUTA/SITI NURAINI

PONOROGO | duta.co – Gerhana matahari cincin yang terlihat jelas di Ponorogo (65%) kendati cuaca dalam keadaan mendung, Kamis (26/12). Memang puncak konjungsi tidak menyerupai cincin, namun perjalanan bulan saat menutupi laju sinar matahari dapat dipantau dengan cukup baik.

Tim pemantau Gerhana Matahari dari Lab Falakiyah Wathoe Dakon Observatory (WDO) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo, melakukan pengamatan sejak pagi. Novi Fitia Maliha  salah satu pengamat yang juga sekretaris Wathoe Dakon Observatory (WDO) mengakui, hasil kontak awal gerhana terjadi pada pukul 10.59 WIB. Puncak gerhana terjadi pada pukul 12.51 Dan berakhir di jam 14.30 dengan penampakan gerhana pada puncaknya sebesar 65 persen.

“Selama proses konjungsi atau Ijtima’ Gerhana Matahari sebagian  berhasil dilihat dengan bagus, meskipun langit Ponorogo sempat terjadi mendung sebelum kontak awal gerhana,” ujarnya, Kamis (26/12).

Menurut Novi, dalam pengamatan dengan menggunakan teleskop jenis refraktor buatan sendiri. Metodenya adalah pengamatan astronomi modern tahkiki-hakiki kontemporer. Metode ini dipilih dari sekian banyak metode.

“Pertimbangannya, dengan metode ini tim bisa merekam dengan baik perjalanan gerhana dari waktu ke waktu. Dan metode ini memungkinkan akurasi pengamatan lebih bagus,” jelasnya.

Dari hasil pengamatan Tim Pemantau Gerhana Matahari WDO IAIN Ponorogo, bulan hanya menutupi 65 persen matahari pada puncak konjungsi atau persimpangan orbit bumi dan orbit bulan. Ini berbeda dengan penampakan matahari di atas langit Siak, Riau, yang terlihat benar-benar seperti cincin. Dalam pengamatannya bersama ketua WDO, Junaidi, kontak awal gerhana terjadi pada pukul 10.59 WIB. Puncak gerhana terjadi pada pukul 12.51 dengan penampakan gerhana pada puncaknya sebesar 65 persen.

“Di Ponorogo, matahari yang tertutup bulan lebih mirip kondisi saat bulan sabit,” imbuhnya.

Dari kejadian ini, Novi mengatakan tidak ada pengaruh apapun terhadap kondisi bumi. Terhadap cuaca dan iklim, pengaruhnya juga masih perlu dikaji. Ia juga menegaskan tidak ada korelasinya sama sekali terhadap bencana yang mungkin terjadi di bumi. Juga tidak perlu dihubung-hubungkan dengan mitos.

“Sejauh ini tidak ada pengaruh apapun ya. Ini adalah fenomena alam yang patut kita ketahui, pelajari dan syukuri saja. Ini kebesaran Allah,” pungkasnya. sna

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry