PURI KOKOH: Owner PT Kokoh Anugerah Nusantara (KAN), Kan Eddy (kanan) menjelaskan kepada calon pembeli soal lokasi, bahan baku rumah Benton Puri Kokoh disela acara peluncuran program akses Rumah untuk pensiunan dan masyarakat non bankable di Mal Cito Surabaya. (duta.co/wiwik)
PURI KOKOH: Owner PT Kokoh Anugerah Nusantara (KAN), Kan Eddy (kanan) menjelaskan kepada calon pembeli soal lokasi, bahan baku rumah Beton Puri Kokoh di Mal Cito Surabaya. (duta.co/wiwik)

SURABAYA|duta.co – Tingginya angka backlog perumahan yang saat ini kisaran 15 juta unit menurut Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) Panangian Simanungkalit, salah satu penyebabnya banyak calon pembeli yang tidak bankable. Sehingga pengembang dan pihak perbankan tidak berani memberikan Kredit  Kepemilikan Rumah (KPR).

Atas pertimbangan itulah, PT Kokoh Anugerah Nusantara (KAN) memberikan akses memiliki rumah kepada masyarakat berpenghasilan rendah yang non bankable dan pensiunan.  PT KAN bekerjasama dengan Bank Tabungan Negara (BTN) tentang program rumah untuk pensiunan dan masyarakat yang tidak bankable yang belum memiliki murah di setiap proyek yang dibangun.

“Dua program menarik, yaitu akses rumah untuk pensiunan atau yang akan menjalani masa pensiun serta akses rumah untuk masyarakat yang dianggap non bankable. Tahun ini saatnya beli rumah karena harga akan terus naik,” kata Owner PT KAN, Kan Eddy disela pameran perumahan di Cito kemarin, Rabu  (02/2/17).

Komitmen Puri Kokoh untuk menyediakan rumah bagi masyarakat kelas menengah bawah ini memang ditegaskan mulai awal, sehingga dari seluruh unit yang akan dibangun di Gresik yang berjumlah 500 unit, 80% atau sekitar 400 unit dibangun dengan tipe Nusantara atau tipe 36. Dan hanya 100 unit yang dibangun dengan tipe besar.

“Selain memang karena niat kami dari awal, pasar kelas bawah sangat luas. Sejauh ini belum ada perusahaan properti yang core bisnisnya rumah murah karena dianggap banyaknya problem. Padahal 80% pasar properti ada dikelas tersebut. Makin murah rumah, makin banyak pasarnya. Dan ini menurut saya bisa menjadi bom waktu. Dibanding harga akhir tahun lalu, di awal tahun ini harga sudah naik Rp 15 juta dari Rp 135 juta menjadi Rp 150 juta untuk tipe 36 atau Nusantara,” tegas Edi. (imm)

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry