Lailatul Khusnul Rizki, SST., MPH – Dosen Fakultas Keperawatan dan Kebidanan

SAAT ini seluruh umat muslim di dunia tengah menjalankan ibadah puasa, tidak terkecuali pada usia remaja. Puasa memiliki banyak manfaat di segala aspek, utamanya pada aspek kesehatan reproduksi.

Banyak masalah yang akan timbul akibat mengabaikan kesehatan reproduksi. Salah satu masalah yang sering dialami oleh remaja adalah gangguan siklus menstruasi. Berlangsungnya siklus menstruasi mengalami fluktuasi setiap bulannya, sehingga dapat menimbulkan ketidakteraturan siklus menstruasi.

Gangguan yang timbul pun bermacam-macam dan bisa terjadi saat, sebelum atau sesudah menstruasi, antara lain sindrom pramenstruasi, dismenore, menstruasi, hipermenore, dll. Salah satu yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah pola makan.

Siklus menstruasi memegang peranan penting dalam kesehatan reproduksi remaja. Menstruasi adalah proses fisiologis normal yang diatur oleh aksi hormonal dan interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa

Secara umum siklus menstruasi memiliki 4 dimensi yang terdiri dari keteraturan, frekuensi menstruasi, durasi menstruasi, dan volume darah menstruasi. Ada banyak faktor yang berkontribusi terhadap variabilitas siklus menstruasi. Faktor-faktor tersebut mengubah atau menekan ritme sekresi hormonal pada poros hipotalamus-hipofisis-ovarium.

Variabilitas selama fase folikuler mungkin disebabkan oleh gangguan ovulasi. Variabilitas selama fase luteal mungkin disebabkan oleh proses ovulasi, kerusakan pada korpus luteum, dan produksi estrogen dan progesterone yang tidak memadai.

Rata-rata lama siklus menstruasi normal adalah 28-30 hari. Durasi menstruasi biasanya memakan waktu 5-7 hari, dengan volume darah menstruasi 25–35 ml. Wanita usia subur biasanya mengeluh mengalami gangguan siklus menstruasi dan sekitar 37% mengeluhkan siklus menstruasi yang lebih pendek atau lebih panjang.

Banyak faktor yang dapat. menyebabkan ketidakteraturan siklus menstruasi, misalnya merokok, olahraga, pola makan, indeks masa tubuh, usia menarche, dan stresor psikososial. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui variabilitas normal dalam siklus menstruasi karena hal tersebut mungkin merupakan tanda dan gejala pertama kelainan reproduksi pada remaja.

Puasa dalam agama Islam adalah menghindari makanan dan minuman apapun mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Di Indonesia, waktu puasa Ramadhan berlangsung selama 14 jam sehari selama satu bulan penuh. Perbedaannya mungkin besar (misalnya di Indonesia bisa mencapai 60–72 menit). Selama puasa Ramadhan, semua pola makan, pola tidur, dan aktivitas sehari-hari akan diubah sehingga berkontribusi pada siklus menstruasi.

Selama bulan Ramadhan, umat Islam yang menjalani puasa Ramadhan akan mengalami perubahan pola makan. Mereka akan makan dan berpuasa pada waktu yang sama selama sebulan penuh. Mungkin juga ada beberapa perubahan dalam aktivitas sehari-hari seperti pola tidur (bangun lebih awal untuk makan) dan kembali tidur.

Perubahan tersebut dapat berkontribusi pada perubahan sekresi hormon. Selama puasa Ramadhan, perubahan berat badan dan konsumsi makanan dapat mengubah jumlah lemak tubuh. Beberapa orang mungkin mengalami penurunan berat badan sementara yang lain mengalami kenaikan berat badan. Hal ini dipengaruhi oleh kalori, protein, dan lemak yang dikonsumsi selama Ramadhan. *

 

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry