SURABAYA | duta.co – Ironis! Politisi di negeri ini, memang, ironis. Pernyataan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh yang menyebut sistem bernegara Indonesia menganut sistem kapitalis liberal, tak ada yang membantah. Semua mbidek alias diam.

Hari ini, Sabtu (23/11/2019) potongan video pendek kuliah umum Surya Paloh di Kampus Universitas Indonesia masih viral dan semakin viral di media sosial. Isinya sangat pedas. Faktanya, tak terbantahkan.

Menurut SP, inisial akrab Surya Paloh, sebenarnya Indonesia (hari ini) malu-malu kucing mendeklarasikan sebagai negara kapitalis yang liberal.

“Ketika kita berkompetisi (Pilpres dan Pilkada), wani piro. Saya enggak tahu lembaga pengkajian UI ini sudah mengkaji wani piro itu saya nggak tahu, praktiknya yang saya tahu money is power, bukan akhlak, bukan kepribadian, bukan attitude, bukan juga ilmu pengetahuan. Above all, money is power,” begitu Surya Paloh dengan gayanya yang khas dan suara menggelegar.

Tokoh nasional ini pun menyayangkan sistem politik yang cenderung kapitalis dan liberal di Indonesia. Di mana tidak mendapat perhatian oleh para akademisi. Padahal, realitas di Indonesia saat ini bertentangan dengan Pancasila.

“Tidak ada pengamat, lembaga penelitian dan lembaga ilmiah, tidak memperhatikan. You tahu enggak bangsa kita ini adalah bangsa yang kapitalis hari ini. You tahu enggak bangsa kita ini bangsa yang sangat liberal hari ini. Ngomong Pancasila, mana itu Pancasila. Tanpa kita sadari juga, kalau ini memang kita masuk dalam tahapan apa yang dikategorikan negara kapitalis,” paparnya.

Ada Ideologi Baru

Menurut dia, saat ini Indonesia terlalu bersahabat dengan pragmatisme transaksional. Kemudian, knowledge skills melalui proses achievement yang tepat, apa salahnya, tetapi apa yang terjadi kemiskinan, kebodohan masih tetap.

“Kita bertikai satu sama lain. Kita dekat dengan materialistik, kita bersahabat dengan pragmatisme transaksional, kita pakai jubah nilai-nilai religi, tapi kita sebenarnya penuh hipokrisi (munafik),” tuturnya.

Di hadapan civitas akademi UI, Surya juga mempertanyakan apakah masyarakat Indonesia mampu mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini karena sistem yang tumbuh dan berkembang adalah non-Pancasila. “Ada ideologi baru yang ditawarkan, entah apa bentuknya, saya minta penelitian dari UI,” ujarnya.

Komentar warga net macam-macam. Banyak yang mendukung, tetapi, juga tidak sedikit yang mencibir. Ada juga yang berdoa: Semoga keluar dari hati yang tulus dan jernih, bukan lantaran tidak sedang berada di zona pahit. Wallahu’alam.  (net,antara,suara.com)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry