JOMBANG | duta.co  —  Manfaatkan waktu libur sebaik-baiknya. Itulah yang dilakukan sembilan lembaga Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (setingkat SD) dari Kabupaten Pasuruan. Sebanyak 42 siswa didampingi 7 guru, mereka belajar alias ngangsu kaweruh ke Pondok Pesatren Hamalatul Qur’an (PPHQ) di Jogoroto. Jombang.

“Mereka kemari bukan sekedar berkunjung, tetapi ingin ikut mengaji, mengikuti kegiatan di pondok Hamalatul Qur’an atau mondok kilat-lah,” demikian disampaikan Pengasuh PPHQ ,  Kiai Ainul Yaqin kepada duta.co, Sabtu (30/12/2017).

Liburan kali ini bisa sampai 10 hari. Karenanya, program pondok kilat tersebut akan dilakukan selama itu pula. Karena kilat, maka, pelajar diminta serius dengan jadwal yang padat.

“Alhamdulillah, anak-anak sangat senang. Ini program pertama bagi anggota gugus 03, Kecamatan Purworejo dan Kecamatan Gadingrejo. Anak-anak juga bersemangat mengikuti kegiatan di pesantren ini sejak Rabu tanggal 20 Desember kemarin, ” kata Abd Rahman, Ketua Rombongan.

Banyak ilmu yang hendak diperdalam. Selain menghafal Alquran, seluruh kegiatan di PPHQ diikuti. “Mulai salat dhuha, salat tahajud, murokobah dan murojaah diikuti. Luar biasa manfaat, semoga liburan tahun depan bisa semakin banyak pesertanya,” lanjut Rahman.

Memilih mondok kilat di PPHQ, jelasnya, adalah pilihan tepat. Pesantren ini tidak hanya terkenal dengan hafalannya yang super cepat, tetapi juga kualitasnya sangat bagus. Di samping itu, PPHQ juga menciptakan kampung Inggris bagi santri-santrinya.

Ketua Gugus 03, Dewi Masudah yang juga Kepala Sekolah MI Roudlotus Salamah, Pasuruan, mengaku bangga dengan anak didiknya yang bisa mengukuti program ini dengan serius. Meski ada siswa yang belum terbayang, sehingga mau berangkat mereka membawa bola dan macam macam permainan, tetapi ketika di PPHQ mereka bisa khusyuk mengikuti kegiatan,

“Saya sempat kawatir, sebab anak anak ada yang membawa bola dan peralatan mainan lainnya. Bayangannya bermain saja. Tetapi, ketika saya jelaskan mereka mengerti, bahwa liburan kita ini diisi dengan kegiatan pondok bukan mau futsal. Maka,  saya minta dengan legowo mainan dan bolanya tidak dibawah, Alhamdulillah anak-anak mengerti. Dan, luar biasa, di PPHQ ini anak anak melakukan salat dhuha, tahajud, melihat sendiri kegiatan murokobah, murojaah, ini luar biasa,” katanya.

Masih menurut Dewi, kenapa anak anak menjadi tenang dan bersemangat mengikuti kegiatan di PPHQ? Karena semua kegiatan langsung disampaikan kepada orang tua santri melalui whatsApp video yang diupload. “Wali santri tahu dan senang, anak -anak juga kelihatan betah dan krasan. Sebagai pendamping saya tidak bisa membalas apa-apa, semoga hasil dari pondok kilat PPHQ dapat diaplikasikan di rumah, dan tahun depan peminatnya semakin banyak yang bisa ikut ke sini lagi,” kata Dewi Masudah.

M Faiq Faizin, M.Mpd, Direktur Program Pesantren kilat angkatan pertama, menargetkan hafal juz 30, “Hasil evaluasi ada 28 santri yang hatam, 13 santri belum hatam, yang gugur 1 santri, saya berharap nanti bisa dilanjutkan di sekolahannya masing masing  bagi  yang belum hatam, bagi yang sudah bisa ditingkatkan,” kata Kang Faiq panggilan akrabnya.

Tampak Kiai Ainul Yaqin (dua dari kiri) dan para pengasuh yang mendampingi pelajar dalam proses mondok kilat. (FT/MUH)

Sementara, Pengasuh Pondok Pesantre HQ,  Kiai Ainul Yaqin menjelaskan bahwa selama ini, masih ada kesan minor. Dikira orang hafal Alquran itu tidak bisa apa apa.

“Selama ini dikesankan orang hafidh Quran itu tidak bisa apa apa dan tidak  mampu menjadi pemimpin  apalagi membuat kebijakan pablik. Mampunya hanya menunggu undangan atau ngenteni berkat. Sekarang kesan itu harus kita buang jauh. Itu salah besar. Tunjukkan bahwa hafidh itu bisa apa saja, tetapi tidak apa saja bisa,” kata Kiai Ainul Yaqin.

Bahkan, jelasnya, mulai saat ini Santri HQ harus menunjukkan bahwa dirinya mampu mengisi jabatan formal maupun nonformal, “Jika punya kesempatan santri HQ juga  siap mengisi jabatan di pemerintahan sebagai aparatur pemerintah. Jangan aneh jika nanti ada hafidh  menjadi pemimpin pemerintahan karena pendiri bangsa ini adalah para kiai para Ulama, sehingga wajar jika santri menjadi pemimpin bangsa,” tegas mBah Yaqin.

Dari sembilan lembaga sekolah dasar yang hadir mengikuti pesantren kilat antara lain MI- Roudlotus Salamah, MI Roudlotus Salafiyah, MI Darul Ulum Mancilan, MI Miftahul Ulum, MI Nurul Islam, MI Miftahul Ulum Trajeng, MI Miftahul Ulum Tembok, MI MI Nur Nabawiy, MI Nurul Hidayah. (mu)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry