MAKANAN KHAS : Penjualan Ledre, makanan khas di Kota Bojonegoro (Duta.CO/Reinno Pareno)

BOJONEGORO | duta.co -Menjamurnya jajanan pabrikan, tidak mengurangi penghasilan pembuat jajanan ledre di bagian barat Kota Bojonegoro, yang pemukiman warganya di sebelah selatannya berbatasan langsung dengan Bengawan Solo. Tepatnya di Desa Dukuh Lor Kecamatan Malo Bojonegoro.

Di sana pembuat jajanan ledre, dilakukan kalangan perempuan dewasa. Data dari pemerintahan desa setempat menyebutkan ada 50 Kepala Keluarga (KK) pembuat jajanan Ledre.  Seperti dari deretan rumah sederhana yang dekat dengan balai desa, Minggu (15/12/2019).

Kepulan asap dari perapian pembuatan ledre di masing masing rumah, menyembul dari atap genting dan berkesan meninggalkan bau rasa gurih Pisang Raja. Bahan utama dari jajanan ledre yang dibuat warga sejak 1940 secara turun menurun. Jajanan ledre yang dibuat, setelah jadi dikantongi plastik, perbungkusnya diisi 20 biji ledre dengan dijual Rp 7 ribu.

“Kalau hari hari biasa, perharinya bisa saya buat duaratus biji. Tapi kalau ada pesanan atau hari liburan. Bisa saya buat perharinya empatratus biji. Jajanan ledre ini berkah buat warga di sini dan bahan bakunya Pisang Raja, juga tersedia banyak di masing masing halaman rumah pembuatnya,” kata Kastiah (41), ibu rumah tangga yang merasa bersyukur dengan profesinya membuat jajanan legendaris desanya.

Keterangan pembuat jajanan ledre lainnya, Ngatini (50). Jajanan yang cocok untuk oleh oleh dari Bojonegoro itu telah ada di desanya sejak jaman penjajahan Belanda. Waktu itu dibuat, karena kemisinan merajalela dan warga ingin mendapatkan nafkah untuk hidup.

Kemudian dibuat ledre, penjualan dilakukan dengan cara menyeberang Bengawan Solo menggunakan perahu ke kawasan seberang di Kecamatan Purwosari. Lalu dilanjut berjalan ke Kecamatan Padangan. Hingga saat ini, Desa/Kecamatan Padangan yang berada dipinggiran perempatan Bojonegoro – Cepu, dikenal sebagai pusat penjualan jajanan ledre.

“Sampai sekarangpun masih menyeberang Bengawan Solo. Kalau dari desa saya ini, jajanan ledre yang sudah jadi dibungkus plastik biasa, kemudian dikemas lagi oleh tengkulak dengan bungkus yang bagus menggunakan kotak kertas yang bertujuan mengikuti perkembangan jaman dan lebih terjamin kesehatannya dari pembeli yang mengkonsumsinya,” katanya sambil menggulung jalanan ledre yang masih agak panas dengan tapak tangannya.

Di desa yang sebagian besar warganya bercocok tanam padi dan palawija itu pembuatan jajanan ledre dapat dilakukan 100 KK lebih. Terutama saat menjelang Hari Raya Lebaran. Sebagian besar yang sebelumnya bertani, mulai beralih menekuni menjadi pembuat jajanan ledre dadakan. Seperti yang disampaikan Kepala Desa Dukuh Lor Haji Suyitno, pembuatan jajanan ledre merupakan berkah tersendiri. Diapun bersama keluarga juga terbiasa menekuni sebagai pembuat jajanan ledre dadakan.

Menurutnya, maklum, pohon pisang raja yang merupakan bahan baku jajanan ledre, merupakan tanaman yang gampang tumbuh subur di desanya. Profesi sebagai pembuat jajanan ledre tersebut memang telah dilakoni puluhan warganya, termasuk yang dadakan untuk setiap tahun dalam lebaran. Bahkan kerapkali, desanya dikunjungi tamu. Selain membeli jajanan ledre, juga untuk ikut belajar membuat jajanan ledre.

”Kadang ada yang minta ajar cara bikin, kadang pula ada yang karena tertarik lalu ikut ikutan membantu membuat ledre sehari penuh,” jelasnya. rno

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry