SAMBUTAN: Ketua DPD RI La Nyala Mattalitti, juga Ketua Dewan Pembina PSHT saat membacakan sambutannya. (DUTA.CO/Agoes Basoeki)

MADIUN | duta.co – Ketua DPD RI La Nyala Mattalitti menilai, pemilihan presiden secara langsung, tidak cocok dengan bangsa Indonesia. Pemilihan cocok dan sesuai yaitu dipilih MPR, namun era reformasi menghapus semua itu.

“Seharusnya, pemilihan presiden oleh MPR tidak dihapus begitu saja, tapi pembenahan harus dilakukan,” ujarnya dalam Temu Kadang dan Deklarasi Pemilu Damai 2024 PSHT di Stadion Wilis Kota Madiun, Minggu (26/11/2023).

Menurutnya, selama orde lama dan orde baru saat penerapan pemilihan presiden saat itu diakui ada penyimpangan, tidak menghasilkan presiden sesuai keinginan masyarakat. Sayangnya, di era reformasi bukan diperbaiki sistemnya, tapi langsung diganti total yaitu Pilpres langsung.

Akibat bawaan kini dirasakan, tambahnya, polarisasi dan pembelahan bangsa ini terjadi, dampak pilpres secara langsung sejak era reformasi. Bisa jadi desain Pilpres langsung tidak cocok dengan bangsa Indonesia super majemuk dan negara kepulauan terpisah-pisah.

Ia mengatakan Pilpres seperti itu tidak cocok diterapkan pada negara berkarakter yaitu bangsa guyub dan komunal. Pilpres langsung hanya cocok diterapkan pada bangsa homogen, individual, materialistis dan prakmatis.

Era reformasi ditandai berbagai perubahan ada menjadikan bangsa Indonesia bangsa berubah wajah, kini tercerabut dari budaya serta jati dirinya. Kini bangsa Indonesia menjadi individual, liberal dan materialistik pragmatis.

“Saya lagi perjuangan dalam sistem bernegara, agar sesuai cita-cita pendiri bangss. Pilpres langsung terbukti akibatkan polarisasi masyarakat dan tidat produktif. Lalu, kualitas bangsa beradab dan beretika turun. Sistem asli, pemilihan presiden oleh MPR punya nilai positif,” ujarnya lagi.

Pemilihan presiden oleh MPR pun disingkirkan akibat kesalahan era Orde Baru, seharusnya hal itu tidak dihilangkan. “Apalagi, menerapkan sistem bernegara ala barat atau liberal, saya anggap tidak cocok atau sesuai kondisi masyarakat Indonesia,” ujarnya. (ags)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry