SAFARI PENDIDIKAN: Bupati Bondowoso Amin Said Husni saat memberikan sambutan pada acara safari pendidikan di Kecamatan Tamanan. (duta.co/haryono)

BONDOWOSO | duta.co -Untuk memperkuat pendidikan karakter genarasi muda di daerah, Pemkab membuat sebuah kebijakan berupa Pendidikan 24 jam yang dikenal dengan (P24). Kebijakan P24 ini merupakan pendidikan yang mensinergikan antara pendidikan di sekolah, di rumah, serta di masyarakat.
Keseluruhan siklus hidup sehari-hari itu adalah siklus pendidikan. Walaupun kebijakan P24 ini masih belum di break down secara operasional tapi kebijakan ini sejalan dengan substansi tentang penguatan Pendidikan Karakter sekarang, dengan menyambungkan antara pendidikan intra, ekstra, serta kurikuler di masyarakat dan di rumah.
“Itu sebetulnya adalah substansi yang sesama dengan apa yang saya gagas P24 ini,” demikian disampaikan oleh Bupati Bondowoso Amin Said Husni dalam acara Safari Pendidikan, di SMP 1 Tamanan
Menurut Amin, penguatan pendidikan karakter ini menjadi tanggung jawab bersama. Sekalipun sebanarnya ini menjadi topik yang kurang menarik, tapi inilah yang menjadi tanggung jawab utama di dalam dunia pendidikan.  Apalagi, saat ini masih banyak dilihat kasus-kasus murid memukul gurunya, tawuran antar pelajar serta berbagai bentuk kenakalan siswa yang lain.
“ Ini adalah merupakan bagian dari tanggung jawab pendidikan,” jelasnya.
Sementara Ketua Dewan Pendidikan, M. Syaeful Bahar,mengatakan, kebijakan P24 telah diinisiasi sejak sebelum Perpres PPK (Penguatan Pendidikan Karkater) diterbitkan. Program P24 ini telah dicoba di tiga lokasi diantaranya  Perumahan Nangkaan, Perumahan Kembang, sekitar Ponpes Darul Falah di Cerme.
Alasan dipilihnya tiga lokasi ini yakni karena pihaknya ingin memanfaatkan pusat-pusat kebudayaan masyarakat dan pengaruh pesantren, terkait penguatan pendidikan karakter 24 jam.
“Ini sudah setahun lebih. Awalnya hanya tiga tempat. Sekarang sudah menjadi enam insyallah saya lupa persisnya. Karena yang menjadi pelaksana langsung dari program ini adalah Dikbud. Saya hanya berapa kali turun untuk melakukan monitoring, dan alhamdulillah berjalan,” ujarnya.
Menurutnya, di setiap lokasi pilot project itu memiliki kebijakan berbeda. Ia mencontohkan di Perumahan Kembang, membuat aturan di jam-jam tertentu orang tua harus menemani anak dan tidak menonton TV.
“Bupati punya gerakan turunan yakni Gerakan Kembali Ke Musholah. Kenapa ? Karena, anak-anak ini digiring kembali untuk mendapatkan pendidikan karakter di Mushollah-mushollah,” pungkasnya.(yon)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry